CaraMembangun TV Kabel dari A sampai Z. Bisnis TV Kabel kini semakin banyak diminati dari mulai di perkampungan yang memang sulit mendapatkan siaran televisi melalui antena penerima gelombang Uhf dan Vhf, bahkan sampai merambat ke kota besar yang dengan mudah bisa menerima siaran televisi dari pemancar televisi swasta, untuk di perkampungan
Ada dua teknik pemasangan kabel yang biasa diterapkan di sebuah rumah, yaitu in bow dan out bow. Keduanya sama-sama menempel di dinding rumah. Untuk teknik in bow, unit perangkat listrik stop kontak, kabel dan saklar ditanamkan ke dalam dinding sehingga terlihat menyatu dengan dinding. Sedangkan teknik out bow, unit perangkat listrik diletakkan pada permukaan dinding, seolah-olah menempel dan terlihat menonjol pada permukaan dinding. Dari sudut keindahan, teknik in bow terasa pantas untuk diterapkan. Teknik ini cenderung permanen tetap karena untuk memasangnya perlu ditanamkan ke dalam dinding. Berbeda dengan teknik out bow yang terlihat menonjol pada permukaan dinding, terkesan sedikit “berantakan”. Namun, teknik out bow lebih mudah dan murah dalam penerapannya. Ada beberapa hal yang mendasari perlunya memasang titik stop kontak / saklar lampu berada pada posisi menempel di dinding. Faktor keamanan dan kenyamanan adalah alasan terpenting untuk menjadikannya seperti itu. Selain tidak menghalangi / mengganggu penghuni rumah saat selama beraktivitas, letak stop kontak / saklar biasanya berada pada area yang memiliki tinggi sama dengan area sekitar bahu manusia. Posisi tersebut, selain memiliki kemudahan untuk di-akses, juga relatif terhindar dari gangguan benturan / senggolan gerakan anggota tubuh tangan / kaki. Kondisi posisi seperti itu akan berefek sama dengan kabel yang tersambung pada unit stop kontak / saklar. Sehingga, guna memenuhi kebutuhan pembuatan jalur kabel baru maupun penambahan / memodifikasi jalur kabel yang telah ada, teknik out bow cenderung aman diterapkan. Selain mudah untuk dikerjakan sendiri dengan biaya yang relatif lebih murah, waktu pengerjaannya pun dapat diatur sesuai kondisi dan kesempatan yang ada. Disamping itu, keberadaan kabel dapat disembunyikan menggunakan protektor pelindung kabel sehingga hasil akhirnya terlihat lebih menyatu dengan dinding. Menyambung / memasang kabel pada stop kontak Kode Angka 1 Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan sumber listrik. 2 Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan jalur stop kontak baru. 3 Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan jalur stop kontak lama. Kode Huruf A Sambungan 3 kawat Hitam Line – Fasa B Sambungan 3 kawat Biru Neutral – Netral C Sambungan 3 kawat Kuning Earth – Arde Keterangan Pada keterangan Kode Huruf, saya menyebutkan sambungan antar kawat kabel berdasarkan warna pembungkusnya. Bukan jenis muatan arus listrik yang mengaliri kawat tersebut. Sebenarnya, tidak ada masalah dengan hal itu. Secara default, warna pembungkus kawat mewakili jenis muatan arus listrik yang seharusnya dihantarkan pada kawat yang dibungkusnya, yaitu hitam / merah = positif L ⇒ Line, biru = netral N ⇒ Neutral dan kuning = arde E ⇒ Earth. Selama kita mengerjakan menyambung kawat dengan berpedoman pada default-nya, kecil kemungkinan untuk terjadi kesalahan. Hal itu berlaku mulai dari kabel meteran PLN hingga berakhir di setiap stop kontak dan lampu penerangan. Unit stop kontak yang saat ini beredar umum dipasaran, dapat kita temukan dengan jumlah titik yang berbeda-beda. Mulai dari satu hingga empat titik pararel yang biasa dijual pada toko-toko perlengkapan listrik. Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas bahan dari unit stop kontak itu sendiri. Anda dapat langsung mengenali tinggi-rendah kualitas bahan stop kontak dari harganya. Kabel yang digunakan untuk menyambung unit stop kontak, lebih baik menggunakan kabel 3 x 2,5 mm² untuk rumah dengan kapasitas 900VA s/d 4400VA. Susunan sambungan kawat antar kabel untuk menyambung stop kontak tidaklah rumit, cukup mengikuti warna pembungkus kawat tembaganya saja biru, hitam dan kuning. Sehingga, jika hendak membuat jalur stop kontak baru di tengah jalur kabel antara sumber daya dan titik stop kontak, anda tinggal memotong di bagian tengah kabel. Sediakan kabel baru sesuai panjang jalur yang hendak ditambahkan. Kelupaskan kulit setiap pembungkus kawat tembaga 9 kawat. Lilitkan setiap tiga kawat tembaga yang memiliki warna pembungkus sama menjadi satu, lalu bungkus setiap lilitan menggunakan pembungkus kabel / salotip point A, B dan C pada gambar. Memasangkan kawat tembaga pada unit stop kontak, juga tidak rumit. Ada perbedaan “jeroan” antara unit stop kontak satu titik dengan unit stop kontak lebih dari satu titik. Namun, secara konsep tetap sama. Kawat kuning selalu dipasangkan pada bagian yang memiliki tanda “arde” biasanya pada bagian tengah. Sedangkan kawat biru dan hitam di sisi kiri dan kanan kawat kuning. Ada beberapa aturan main yang sebaiknya anda ketahui dalam hal posisi memasangkan kawat berdasarkan jenis arus listrik di stop kontak dan steker. Anda dapat membaca pembahasannya di artikel Steker, Stop kontak dan Arus Listrik. Menyambung / memasang kabel pada saklar Kita mengenal saklar cenderung indentik dengan perangkat yang disandingkan dengan lampu. Karena memang secara tujuan dan pemakaiannya lebih banyak berhubungan dengan lampu. Sama halnya dengan jumlah titik pada unit stop kontak, satu saklar dapat dilengkapi dengan beberapa swicth on-off nyala/mati. Switch on-off yang pernah saya temukan beredar di pasaran adalah satu hingga tiga switch pada sebuah saklar. Saklar dengan satu tunggal dan dua ganda switch on-off adalah yang paling umum beredar dan mudah ditemukan dipasaran. Secara kualitas, harga tetap merupakan parameter utamanya. Kabel yang digunakan sebagai jalur utama untuk kebutuhan penerangan, cukup dengan menggunakan kabel 2 x 1,5 mm². Spesifikasi kabel 2 x 1,5 mm² tersebut, juga digunakan untuk memasang saklar tunggal. Sedangkan untuk pemasangan saklar ganda, digunakan kabel 3 x 1,5 mm². Di bawah ini, saya sajikan ilustrasi memasang saklar tunggal dan saklar ganda secara sederhana disertai urutan susunan warna kawat kabel. Anda dapat mengubah jumlah lampu yang hendak dipasang dari setiap titik lampu pada masing-masing skema. Skema sambungan kabel untuk pemasangan Saklar Tunggal Kode Angka 1 Kabel 2 x 1,5 mm² terhubung dengan sumber listrik / steker. 2 Kabel 2 x 1,5 mm² terhubung dengan saklar tunggal. 3 Kabel 2 x 1,5 mm² penghubung dengan lampu. 4 Unit Lampu Kode Huruf A sambungan kawat Netral antara kawat biru kabel no. 1 dengan kawat biru kabel no. 3. B sambungan kawat Fasa dengan kawat input saklar Sambungan dari kawat hitam kabel no. 1 ke kawat hitam kabel no. 2. C sambungan kawat output saklar ke unit lampu no. 4 Sambungan dari kawat biru kabel no. 2 ke kawat hitam kabel no. 3. Keterangan Ada 3 sambungan antar kabel dari 3 potong kabel terpisah dan yang harus dirangkai untuk membuat jaringan kabel menggunakan saklar tunggal. Sambungan A adalah sambungan arus Netral dari kabel sumber listrik / steker dengan kabel yang terhubung ke lampu. Jalur kawat Netral biru ini, tidak dianjurkan sebagai jalur kawat yang dipasangi saklar. Saklar selalu diposisikan untuk dipasang di jalur kawat Fasa hitam. Sambungan B merupakan kawat arus Fasa yang dihubungkan ke kawat input saklar yang disematkan pada tungkai berwarna merah. Output arus Fasa dari saklar, dialirkan melalui kawat biru yang disematkan pada tungkai berwarna putih. Kawat output Fasa ini, dihubungkan sambungan C dengan kawat Fasa pada kabel yang terhubung ke lampu no. 4. Cara Memasang Saklar Tunggal Cara pemasangan kabel pada saklar tunggal tidaklah sulit. Cukup dengan mengelupaskan kulit pembungkus pada masing-masing ujung kawat, kemudian tancapkan pada salah satu lubang disisi masing-masing tungkai berwarna merah dan putih. Kawat hitam arus Fasa yang mengalir masuk ke saklar ditancapkan pada lubang di samping pengungkit berwarna merah, sedangkan kawat biru arus Fasa yang mengalir keluar dari saklar ditancapkan pada lubang di samping pengungkit berwarna putih. Begitu kawat ditekan-masuk hingga “mentok” ke ujung lubang, pengungkit otomatis akan mengunci-nya menjepit. Sebelum terkunci, maka kawat akan mudah terlepas. Seandainya pengungkit tidak bisa berfungsi menjepit kawat, anda dapat menarik pengungkit “sedikit” ke atas agar kembali pada posisi semula default. Jika kawat yang telah tertancap hendak dilepaskan, cukup hanya dengan menekan kedua pengungkit tersebut. Di bawah ini saya sajikan gambar skema sambungan antar kabel untuk memasang saklar tunggal. Mulai dari jalur steker hingga berakhir di lampu Skema sambungan kabel untuk pemasangan Saklar Ganda Kode Angka 1 Kabel 2 x 1,5 mm² terhubung dengan sumber listrik / steker. 2 Kabel 3 x 1,5 mm² terhubung dengan saklar ganda. 3 Kabel 3 x 1,5 mm² penghubung antara saklar dan sumber listrik dengan pecahan dua sambungan kabel. 4 Kabel 2 x 1,5 mm² penghubung antara kabel 3 dengan lampu. 5 Kabel 2 x 1,5 mm² penghubung antara kabel 3 dengan lampu. 6 Unit Lampu. 7 Unit Lampu. Kode Huruf A sambungan kawat Netral dari 2 kabel berbeda sambungan kawat biru kabel no. 1 dengan kawat biru kabel no. 3. B sambungan kawat Fasa dengan kawat input saklar sambungan kawat hitam kabel no. 1 ke kawat hitam kabel no. 2. C sambungan kawat output saklar dari switch pertama sambungan kawat kuning kabel no. 2 ke kawat hitam kabel no. 3. D sambungan kawat output saklar dari switch kedua sambungan kawat biru kabel no. 2 ke kawat kuning kabel no. 3. E sambungan kawat Netral dari 3 kabel berbeda sambungan kawat biru kabel no. 3 dengan kawat biru kabel no. 4 dan kawat biru kabel no. 5. F sambungan kawat Fasa dari switch output saklar pertama ke unit lampu no. 6 sambungan kawat hitam kabel no. 3 ke kawat hitam kabel no. 4. G sambungan kawat Fasa dari switch output saklar kedua ke unit lampu no. 7 sambungan kawat kuning kabel no. 3 ke kawat hitam kabel no. 5. Keterangan Ada 7 sambungan antar kabel dari 5 potongan kabel terpisah dan yang harus dirangkai untuk membuat jaringan kabel menggunakan saklar ganda. Sama dengan sambungan A pada saklar tunggal, sambungan A disini adalah sambungan untuk arus Netral biru yang diteruskan ke sambungan E. Pada sambungan E, kawat Netral biru dipecah menjadi dua untuk masing-masing lampu. Sehingga, pada sambungan E ini terdapat tiga kawat biru dari kabel no. 3, no. 4 dan no. 5 yang dililit menjadi satu. Sambungan B adalah sambungan arus Fasa antara kawat hitam dari kabel sumber listrik dengan kawat input saklar ganda. Arus Fasa yang didistribusikan melalui kawat hitam ini akan dipecah dalam saklar ganda menjadi dua output arus Fasa. Kedua output dialirkan melalui kawat kuning dan biru, dimana pendistribusiannya dikendalikan oleh masing-masing switch. Sambungan C, D, F dan G adalah sambungan antar kabel yang mendistribusikan arus Fasa ke masing-masing lampu. Cara Memasang Saklar Ganda Teknik cara pemasangan kabel pada saklar ganda, tidak ada bedanya dengan saklar tunggal. Kawat hitam arus Fasa yang mengalir masuk ke saklar ditancapkan pada lubang di samping tungkai berwarna merah di switch paling kiri pertama, sedangkan kawat kuning dan biru yang merupakan arus Fasa yang mengalir keluar dari saklar, ditancapkan pada lubang di samping tungkai berwarna putih di masing-masing switch. Pada gambar, di bagian tengah antara kedua switch, anda melihat ada sedikit “potongan” kawat kabel tembaga yang dipasang terpisah peletakannya. Potongan kawat ini sering diistilahkan dengan sebutan “jumper“. Fungsinya untuk mengalirkan arus listrik dari switch pertama ke switch kedua. Sehingga, arus positif yang berada pada switch pertama sebelah kiri turut di distribusikan ke switch kedua sebelah kanan. Jika potongan kawat tembaga itu tidak disertakan, maka switch kedua menjadi tidak berfungsi mati karena tidak memiliki sumber arus listrik. Cara pemasangannya, cukup dengan memotong kawat kabel sepanjang 3-4 cm. Kelupaskan pembungkusnya, lalu bengkokkan kedua ujung kawat sepanjang kira-kira 1,5 cm, tancapkan pada lubang di samping pengungkit merah. Sama dengan saklar tunggal, di bawah ini saya sajikan gambar skema sambungan antar kabel untuk memasang saklar ganda. Mulai dari jalur steker hingga berakhir di lampu Gambar-gambar skema susunan kawat lainnya yang berhubungan dengan pemakaian saklar tunggal dan saklar ganda di blog ini, memiliki konsep susunan kawat yang sama sebagaimana yang diilustrasikan pada gambar skema pemasangan saklar tunggal dan saklar ganda di atas. Lalu, bagaimana susunan kawat untuk pemasangan saklar yang memiliki lebih dari 2 dua switch? Patokannya, harus tersedia satu kawat line-input untuk setiap pemasangan saklar. Kemudian tambahkan dengan jumlah switch yang terdapat pada saklar. Misalnya, untuk memasang saklar dengan 3 tiga switch, maka dibutuhkan 1 satu kawat line-input dan 3 tiga kawat line-output. Jadi, dibutuhkan kabel yang berisi 4 kawat untuk memasang saklar triple tiga switch. Memasang Stop kontak + Saklar Selain saklar, juga terdapat sebuah model perangkat listrik yang terdiri dari gabungan antara stop kontak dan saklar sebagaimana gambar disamping kiri ini. Perangkat stop kontak + saklar ini tergolong unik, karena bagian saklar dari perangkat bisa dijadikan dua fungsi kepentingan pemakaian yang berbeda. Yaitu 1 berfungsi sebagaimana saklar pada umumnya tanpa mengganggu aliran listrik pada stop kontak disampingnya dan 2 berfungsi untuk mematikan aliran listrik yang mengalir pada stop kontak yang berada di sampingnya. Untuk kasus-kasus tertentu, kita dapat memanfaatkan pemakaian perangkat saklar + stop kontak ini pada situasi dimana aliran listrik stop kontak dapat dinyala-matikan tanpa perlu mencabut steker yang sedang tertancap. Salah satu cara dari memanfaatkan perangkat stop kontak + saklar ini yang paling umum digunakan adalah menjadi titik sumber listrik untuk menancapkan charger-adaptor handphone. Anda dapat melihat uraiannya pada artikel Membuat panjangan stop kontak untuk charger-adaptor handphone ******* Untuk susunan kawat unit Stop kontak + Saklar versi In Bow, dapat anda lihat uraiannya pada artikel Memasang unit Stop kontak + Saklar ~ In Bow. ******* Memasang Saklar / Stop kontak langsung di jalur kabel Tidak semua kondisi pemasangan saklar / stop kontak harus dengan menggunakan jalur kabel tersendiri yang sengaja di julur-kan khusus ke saklar / stop kontak. Pada kasus-kasus tertentu, sering dijumpai kondisi memasang saklar / stop kontak dengan cara “memotong” jalur kabel. Teknik tersebut cukup efektif dalam beberapa hal, salah satunya adalah menghemat pemakaian kabel. Dengan demikian, tidak dibutuhkan kabel ekstra yang digunakan sebagai media untuk menghubungkan saklar / stop kontak dengan jalur kabel yang hendak di saklar-kan / stop kontak-kan. Terutama untuk saklar, jangan terlalu “dipaksakan” untuk menggunakan teknik memotong jalur kabel seperti ini. Dibutuhkan penyusunan yang cukup rapi untuk “menyembunyikan” sambungan antar kawat yang jumlahnya cukup banyak ke dalam “casing” saklar yang sempit. Jika dipaksakan, bisa menyebabkan ketidakwajaran kinerja switch saklar. Logika teknik pemasangan saklar seperti ini, sebenarnya, sama saja dengan teknik pemasangan saklar yang telah di deskripsikan sebelumnya. Hanya saja, letak sambungan kawat biru / netral terlindung di dalam casing-saklar. Begini penampakan susunan kawatnya Sedangkan untuk susunan kawat yang terpasang pada stop kontak adalah seperti di bawah ini Menggabungkan Dua Skema Dalam penerapannya, ada 3 tiga cara yang saya gunakan untuk menggabungkan jaringan kabel stop kontak dengan lampu. Cara skema no. 1. Unit stop kontak + steker. Membuat jalur baru pada jaringan kabel utama dengan unit stop kontak diujung kabel. Awal jaringan kabel lampu dipasangkan steker untuk nantinya dicolokkan ke stop kontak. Cara skema no. 2. Unit stop kontak + timer + steker. Membuat jalur baru pada jaringan kabel utama dengan unit stop kontak di ujung kabel dan dipasangkan timer. Awal jaringan kabel lampu dipasangkan steker untuk nantinya dicolokkan ke timer. Cara skema no. 3 Menyambung langsung melilitkan kawat antar kabel sesuai warna pembungkus kawat. Kabel jaringan utama diputuskan, kemudian kawat tembaga kembali dililitkan bersama-sama jaringan kabel lampu. Ini adalah cara yang paling sering digunakan untuk menyambung kabel di rumah-rumah pada umumnya. Merangkai skema untuk satu lantai Gambar ini adalah skema sederhana contoh jaringan kabel di satu rumah untuk memenuhi kebutuhan sumber listrik di 3 ruangan dalam rumah dan 1 sumber listrik di area luar rumah. Skenario awal Skenario 1 dalam kotak area garis putus-putus adalah kabel 3 x 2,5 mm dipasang dan ditujukan untuk selalu berakhir di satu area / ruangan di rumah, dimana setiap ujung kabel selalu dilengkapi dengan unit stop kontak GANDA / DOUBLE. Maksudnya, agar setiap area / ruangan memiliki 2 sumber aliran listrik, yaitu untuk kebutuhan lampu dan non-lampu. Setiap awal jaringan kabel lampu selalu dilengkapi dengan steker untuk dicolokkan ke stop kontak. Hal yang sama jika hendak membuat jaringan kabel stop kontak tambahan untuk area / ruangan tersebut. Pemisahan jalur listrik untuk lampu dan non-lampu memang sengaja dilakukan dengan tujuan memudahkan perawatan / pemeliharaan masing-masing perangkat di kemudian hari. Demikian juga kondisinya dengan kabel jalur utama. Baru kemudian pada skenario berikutnya Skenario 2 dalam kotak area garis putus-putus posisi rumah lampu dan stop kontak dalam ruangan ditentukan. Jadi, perencanaan jalur kabel, titik lampu dan stop kontak dilakukan terbalik dari pemasangan jalur kabel utama. Cara membuat jaringan kabel seperti ini memerlukan biaya relatif cukup besar karena banyaknya unit stop kontak dan steker sebagai pengganti tindakan melilitkan kawat antar kabel. Panjang kabel yang dibutuhkan pun menjadi lebih banyak. Disamping itu, diperlukan waktu yang relatif lebih lama karena setiap awalan dan akhiran kabel hampir selalu harus dipasangi dengan satu unit steker atau stop kontak sebagai media penyambung antar jaringan kabel. Kapasitas kemampuan hantar arus dari unit stop kontak dan steker juga harus diperhatikan agar tidak menyebabkan panas berlebihan pada kabel saat setelah jaringan sedang digunakan. Jika memang memiliki kendala seperti yang telah dinyatakan, mengapa rancangan ini tetap dibuat? Apa yang mendasari ide membuat rancangan jaringan kabel seperti ini? Menyelesaikan pekerjaan jalur kabel utama stop kontak skenario 1 ke setiap ruangan / area tidaklah sulit. Tetapi, menyesuaikan jaringan kabel lampu dan stop kontak dalam sebuah ruangan skenario 2 yang memerlukan banyak pertimbangan dan waktu untuk menyelesaikan serta menyempurnakannya. Tindakan melengkapi ujung setiap kabel pada jalur induk dengan stop kontak area di kotak skenario 1, bertujuan agar kita tidak perlu mengkhawatirkan akan menghadapi kesulitan untuk mendapatkan arus listrik di setiap area / ruangan. Baik saat sedang melakukan modifikasi maupun modifikasi yang belum selesai dikerjakan / terpaksa ditunda pengerjaannya. Menggunakan konsep pemasangan stop kontak sebagai akses arus listrik di setiap ruangan seperti itu, menjadikan pengerjaan jaringan kabel di area skenario 2 lebih fleksibel. Hal ini mengingat biaya adalah faktor utama yang harus turut diperhitungkan kelancarannya untuk merampungkan pekerjaan seperti ini. Salah satu keuntungan dengan menggunakan cara tersebut adalah kita dapat mengerjakannya sendiri. Tidak ada biaya jasa pengerjaan yang harus dikeluarkan dan tidak perlu terburu-buru dalam menyelesaikan pekerjaan jaringan kabel dalam sebuah / beberapa ruangan. Selain dapat ditunda dan dicicil pengerjaannya, perubahan jalur kabel atau penggantian perangkat listrik dapat dilakukan dengan tanpa harus mematikan MCB pada meteran PLN. Jadi, pekerjaan memodifikasi jaringan kabel di satu area / ruangan dapat dikerjakan kapan saja tanpa akan mengakibatkan aliran listrik di ruangan lainnya ikut terganggu. Rancangan ini cocok untuk diterapkan pada rumah dengan kapasitas instalasi listrik terpasang antara 450 VA s/d 2200 VA. Karena kebanyakan unit stop kontak dan steker yang banyak beredar di pasaran dirancang dengan kemampuan menghantar arus hingga kisaran 16 Ampere 3500 Watt. Mengganti Unit Stop kontak + Steker dengan MCB Teknik menyambung aliran listrik menggunakan unit stop kontak GANDA / DOUBLE + steker untuk menghubungkan 2 skenario jaringan kabel listrik diatas, dapat diganti menggunakan unit MCB 2 unit + box MCB dengan besaran daya ampere yang disesuaikan untuk kebutuhan setiap area / ruangan. Dengan menggunakan MCB, meski membutuhkan pengerjaan “sedikit” lebih rumit dan mahal, hasil akhir yang tampak akan terlihat lebih profesional. Selain itu, disamping sangat ampuh untuk membatasi pemakaian listrik di setiap area / ruangan, tingkat keamanan dalam mengendalikan perilaku arus listrik akan jauh lebih terjamin. Seandainya skema model jaringan kabel yang telah saya deskripsikan hendak diterapkan pada rumah berkapasitas listrik terpasang mulai 2200VA ke atas, pastikan untuk “harus” menggunakan MCB sebagai titik sambungan antar jaringan kabel ke setiap area / ruangan. Atau, gunakan cara dengan menyambung langsung antar jaringan kabel listrik. Kekuatan sambungan antar jaringan kabel listrik berkapasitas mulai 2200VA ke atas, tidak bisa dengan mengandalkan kemampuan dan daya tahan dari stop kontak + steker. Kedua perangkat listrik tersebut tidak di rancang untuk terpasang dalam jangka waktu lama menahan dinamika beban lalu-lintas daya listrik berkapasitas besar. Hubungan pendek = penyebab kebakaran? Apakah kondisi stop kontak / steker yang kepanasan dapat menyebabkan kebakaran? Saya rasa tidak juga. Plastik yang menjadi bahan baku stop kontak / steker baru akan meleleh jika memang dengan sengaja dibakar menggunakan nyala api yang berkesinambungan mis. di atas kompor. Biasanya, begitu terjadi percikan bunga api akibat hubungan pendek, switch MCB jika tidak rusak akan langsung “trip”. Walau pun terjadi nyala api, hanya berlangsung beberapa detik saja dan akan mati dengan sendirinya. Jadi, selama tidak disertai dengan percikan bunga api yang berkesinambungan, hampir tidak ada kemungkinan api menyala semakin membesar. Karena bahan baku dari perangkat listrik itu sendiri pada dasarnya sudah tahan panas. Penyebab kebakaran akibat hubungan pendek arus listrik cenderung dikarenakan tidak adanya kawat arde + MCB sebagai pembatas hantaran arus mis. mencuri listrik langsung dari jalur kabel listrik di luar rumah, disertai / dan / atau, beban listrik yang melebihi kemampuan hantaran arus kabel. Oleh sebab itu, dengan kondisi susunan kawat kabel dari meteran PLN sudah sesuai jalur masuknya ke MCB pada box MCB dalam rumah, sangat kecil kemungkinan untuk terjadi peristiwa kebakaran jika kabel yang digunakan memiliki kapasitas hantaran diatas kapasitas MCB meteran PLN. Dari tiga peristiwa perangkat listrik meledak dan disertai dengan percikan api travel adaptor, meteran PLN, dan box MCB yang saya alami, selalu diakhiri dengan “trip”-nya switch MCB. Tidak ada nyala api berkesinambungan keluar dari kabel / stop kontak / steker, hanya sekali percikan bunga api saja yang keluar dari ketiga unit travel adaptor, meteran PLN, dan box MCB tersebut. Inbow atau Outbow? Semua tata cara menyambung kabel pada instalasi kabel yang telah digambarkan di atas, disusun berdasarkan pengalaman saya saat menangani penggantian / penambahan kabel di rumah dengan teknik out bow. Secara konsep pengerjaan sambungan kabel, menurut saya, tidak ada bedanya antara out bow dengan in bow. Demikian juga dengan konsep memasangkan kawat pada perangkat out bow / in bow untuk stop kontak dan saklar lampu. Hanya caranya yang sedikit berbeda. Parameternya, untuk stop kontak, warna pembungkus kawat cenderung digunakan sebagai panduan untuk mewakili indentitas muatan arus listrik yang mengalir dalam kawat. Akan selalu ada terpasang tiga kawat pada stop kontak yang berfungsi sebagai jalan dari muatan listrik fasa, netral dan kelebihan arus arde. Sedangkan untuk saklar, warna pembungkus kawat cenderung digunakan sebagai panduan arah jalur masuk – keluar arus fasa ke – dari dalam saklar. Karena, berapapun jumlah kawat yang terpasang dan apapun warna pembungkusnya, semua akan selalu bermuatan listrik fasa. Untuk perangkat listrik yang memiliki gabungan kedua fungsi stop kontak + saklar, kita perlu mengetahui terlebih dulu tujuan perangkat itu dipasang. Baru kemudian dapat diketahui skema susunan kawat yang semestinya terpasang di dalam unit tersebut. Semoga bermanfaat…!

Tujuankepentingan instalasi kabel listrik yang terpasang di rumah adalah semata-mata untuk mendistribusikan listrik dari meteran ke titik-titik stopkontak dan fitting lampu yang tersebar di dalam rumah. Skema Jaringan Kabel Listrik Terbaik. Tiga gambar model skema yang disajikan sebelumnya, memang sengaja dibuat berdiri sendiri dan tanpa

ANALISAS GANGGUAN JARINGAN KABEL COAXIAL PADA APLIKASI TV KABEL DENGAN MENGAMATI PARAMETER BER, MER DAN POWER LEVEL DISUSUN OLEH NAMA MUHAMAD IQBAL S NIM 41405110065 UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRI FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA LEMBAR PERSETUJUAN Menyatakan bahwa tugas akhir ini disusun oleh Nama Muhamad Iqbal S NIM 41405110065 Jurusan Tehnik Elektro S1 Peminatan Teknik Elektro Telekomunikasi Judul Tugas Analisas gangguan jaringan kabel coaxial pada aplikasi Akhir TV kabel dengan mengamati parameter BER, MER dan Power Level Pembimbing Dr. Ing. Mudrik Alaydrus Dilaksanakan Semester Genap 2008 / 2009 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan sarjana teknik di Universitas Mercubuana, Jakarta, tahun 2009 Mengetahui Pembimbing I Koordinator Program Studi Dr. Ing. Mudrik Alaydrus Ir. Yudhi Gunadi MT ABSTRAK Alhamdulillah saya panjatkan puji dan syukur Ke hadirat Allah SWT beserta junjungannya Nabi besar Muhammad SAW, karena atas berkahnya dan sari tauladannya-lah saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini, tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada 1. Ayah dan Ibu yang telah mendukung terus dengan doa doanya dan ikan haruannya, selama perjuangan saya kuliah di kampus Mercubuana 2. Adik dan kakak yang penyabar dan turut membantu dan sering mengantar saya kuliah 3. Pak Mudrik Alaydrus selaku dosen yang dengan sabar membantu membimbing dalam penyelesain tugas akhir ini 4. Pak Kusnuryono, dari Pt. First Media TBK, sohib saya yang baik hati yang dengan sabar memberikan guide dan ilmu-ilmunya, yang memberikan fasilitas untuk pengujian, sampai akhirnya saya menyelesaikan tulisan saya ini, terima kasih berat pak, kalau pak kus minta bantuan saya siap melayani ☺ dengan senang hati. 5. Mbak maria, dan kru-kru First Media TBK lainnya yang tidak saya sebutkan di sini, terima kasih berat atas bantuan dan guidenya selama pelaksanaan tugas akhir ini, tidak lupa juga paket fastnet yang stabil selalu menemani dalam proses pemahaman teknologi cable ini. 6. Teman-teman di kampus Mercubuana yang pada gaul, ilmu kalian pada mantap-mantap deh, salut buat kalian yang rela mengorbankan waktu kalian untuk kuliah di sabtu minggu di mercubuana, para Dosen, pak Said , trims pak buat sislinnya, bu Eva, trims buat statistikanya, pak Zuhaer, trims pak buat matermatikanya, mantap sekali, dan dosen elektro lainnya yang belum saya sebut disini, terima kasih telah memberi inspirasi untuk bahan TA ini. Adapun alasan saya memilih TA ini karena topik cable TV cukup menarik, dari segi teknologi, dan kapsitas, cable TV selalu selangkah lebih maju daripada teknologi selluler, namun karena tipe fixed, penetrasinya ke consumer relatif lebih rendah daripada teknologi wireless, namun cable menawarkan hal yang sulit dikejar oleh wireless, terutama dalam hal kapasitas, quality, latency dan stabilitas koneksi. TV Kabel digital walaupun bukan teknologi baru, namun pendigitalisasian cable TV baru-baru saja dilakukan di PT firstmedia, sebelumnya servis yang diberikan PT. Firstmedia untuk layanan video masih berbasis transmisi analog, transmisi ini memiliki kelemahan dalam kualitas transmisi yang sulit untuk konsisten, transmisi ini mudah seklai dipengaruhi oleh kongesti dan gangguan noise di coaxial, gangguan ini dengan seger diketahui dengan adanya noise seperti semut, cross modulation, hum, color tilting dsb, membuat kasus gangguan dan pelayanan sangat beragam dan sulit untuk memperoleh layanan prima nonstop 24 jam. Namun dengan hadirnya digital cable TV, standard pelayanan berubah drastis. Digital cable TV sangat kebal terhadap pengaruh noise dan kongesti pada coaxial, hal ini dimungkinkan berkat digunakannya teknologi sampling, quantitasi dan coding pada transmisi digitalnya. Layanan menjadi konsisten, bebas noise, bebas cross modulation, bebas semut, sehingga kualitas terjaga selama 24, Namun dari semua keunggulan yang diusung, tentunya teknologi ini tidak benar-benar kebal, pada prinsipnya pada tingkat modulasinya masih mengandalkan analog juga, yang masih dipengaruhi noise, sberapa besar ketahanannya terhadap noise akan diketahui pada test kali ini. Standard TV cable sudah ditetapkan oleh badan SCTE, skema modulasi yang digunakan menurut SCTE adalah 64-QAM dan bekerja pada band 5-1000 MHz, dengan symbol rate 6,875 Msymbol/s. Dengan digunakannya QAM, maka digunakalah parameter MER, BER dan power level. Namun apakah perlu parameter sebanyak itu? Apakah setiap parameter harus dilihat semua bila terjadi gangguan, ataukah hanya parameter tertentu saja yang ditinjau? Dan pada batasan berapakah gangguan mulai terjadi untuk parameter tersebut? Dengan alasan inilah penulis membuat karya ini, dengan harapan bisa menjadi panduan baik bagi penulis maupun pembaca tulisan ilmiah ini dalam troubleshooting masalah jaringan digital cable TV, penulis merasa tulisan ini jauh dari sempurna, karena itulah penulis sangat berharap pada saran kritiknya, sehingga penulis dapat memperbaikinya atau bahkan mengembangkannya lebih jauh lagi. Demikian, wassalam. Ttd Muhamad Iqbal DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR ……………. i DAFTAR TABEL ……………. v DAFTAR ISTILAH ……………. vi Latar Belakang ……………. 1 Perumusan Masalah ……………. 2 Tujuan Tugas Akhir ……………. 2 Ruang Lingkup ……………. 2 Sistematika Penulisan ……………. 2 ……………. 4 Headend ……………. 4 Fiber optik ……………. 5 Coaxial Cable ……………. 5 Tipe-tipe konektor coaxial cable ……………. 7 Amplifier ……………. 8 Tap ……………. 8 Node ……………. 9 Power Supply ……………. 10 Alokasi kanal ……………. 10 Macam-macam intalasi cable TV ……………. 12 Karakteristik Kabel Coaxial ……………. 13 ……………. 13 PENDAHULUAN Bab II. JARINGAN KABEL HYBRID FIBER COAXIAL Sistem Jaringan Kabel Hybrid Fiber Coaxial Impedansi kabel coaxial Peredaman Sinyal Atenuasi ……………. 15 Skin effect ……………. 16 Delay ……………. 18 Faktor Refleksi Dan VSWR ……………. 19 ……………. 20 QAM di transmitter ……………. 20 Deteksi QAM di receiver ……………. 22 Parameter Kinerja Jaringan Transmisi ……………. 26 Bit Error rate ……………. 26 Modulation Error Rate MER ……………. 27 ……………. 29 III. I. PERALATAN DAN BAHAN ……………. 33 TOPOGRAFI PENGUJIAN CATV ……………. 33 Perangkat Aerial Coaxial Cable TV ……………. 35 Setop box atau decoder ……………. 35 Node ……………. 36 Catu Daya Power Supply ……………. 37 Amplifier ……………. 39 Tap ……………. 40 ……………. 41 Pengukuran Signal Level, BER dan MER ……………. 42 Pendeteksian gambar secara visual. ……………. 43 Data ……………. 45 Analisa ……………. 53 Quadrature amplitude modulation transmitter QAM Efek Gangguan BAB III. METODE PENGUJIAN Metode Pengukuran BAB IV DATA DAN ANALISA BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ……………. 66 Saran ……………. 67 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar Topografi Hybrid Fiber Coaxial 4 Gambar Bagan headend 4 Gambar Kabel Fiber optic 5 Gambar Kabel Non Messenger 6 Gambar Kabel Messenger 6 Gambar Standard instalasi cable drop 7 Gambar standard F Connector 7 Gambar Tipe-tipe konektor kabel Coaxial 8 Gambar Penggunaan Amplifier pada jaringan Aerial 8 Gambar Amplifer untuk Underground 8 Gambar Tipe-tipe tap dan in house splitter 9 Gambar Penggunaan Tap untuk 9 Gambar Tipe instalasi Node Underground 9 Gambar Tipe Instalasi Node Aerial 9 Gambar UPS 10 Gambar Alokasi frekuensi kanal untuk Data dan video 11 Gambar Alokasi frekuensi Kanal standard Scientific Atlanta 11 dan CVT Eastern Gambar Instalasi Aerial 12 Gambar Instalasi bawah tanah 12 Gambar Induksi 13 Gambar bagan coaxial cable 14 Gambar Hubungan Diameter kabel dan impedansi 14 Gambar efek akibat attenuasi 16 Gambar Distribusi elektron pada konduktor, warna merah 17 sampai orange menunjukkan distribusi elektron i Gambar Model sirkuit saluran transmisi 19 Gambar Sinyal datang dan sinyal refleksi 19 Gambar sinyal pulse wave sebelum terkena pengaruh 19 gelombang refleksi Gambar Sinyal pulse wave setelah terkena pengaruh 19 gelombang refleksi Gambar Penggambaran konstelasi 21 Gambar Diagram Blok modulator 64-QAM 22 Gambar Konstelasi 16 QAM 23 Gambar Konstelasi 64 QAM 23 Gambar Pengkodean 64-QAM 24 Gambar kanal I dan Q pada Amplituda vs domain waktu 24 Gambar grafik konstelasi 25 Gambar Moduation Error Rate 27 Gambar Vektor Modulation error 27 Gambar Awan konstelasi yang terbentuk dari vector beberapa 28 titik konstelasi Gambar a MER yang baik b MER yang Buruk 29 Gambar Blocking effect dan No signal 30 Gambar Macam-macam konstelasi a konstelasi ideal, b 31 Efek Noise yang tinggi atau Powerlevel yang rendah c efek intermitten, d Phase noise, f CATV Analog carrier Gambar Topografi pengujian 34 Gambar Rak Pengujian 35 Gambar Dekoder dan TV monitoring 36 Gambar Scientifict Atlanta Node 6940 36 Gambar Fiber Optic Cable management 37 ii Gambar UPS Power Supply AC power dan batere DC 37 Gambar Power Inserter 38 Gambar Fiting dan terminate 38 Gambar Scientifict Atlanta Amplifier II 39 Gambar sirkuit Internal SA amplifier II 39 Gambar Internal circuit Reverse filter 39 Gambar Tap 40 Gambar a cable RG6 80M dan b Splitter 4 way ballance 41 Gambar Alat Ukur SDA-5000 41 Gambar a Pengukuran power level dan Spektrum sweep, b 42 Pengukuran BER dan MER, c Spectrum Sweep Gambar Artifak pada Gangguan start blocking 43 Gambar Artifak pada gangguan start blocking 43 Gambar Freeze atau No Signal 44 Gambar Pengaturan Output Amplifier 53 Gambar a respons frekuensi pada output TAP, b respons 54 frekuensi secara detail Gambar kasus QAM ideal 55 Gambar MER pada dB 55 Gambar MER pada dB, Power Level dBmV, post 56 BER <1e-9, 530MHz Gambar MER pada 27,9 power level -19 dBmV, Post BER 57 <1e-9, 530 MHz Gambar MER pada Power level dB , BER 57 530 MHz Gambar MER 20 dB, power level Post BER 7,4e-03, 57 530 MHz Gambar gambar spectrum saat power level buruk. iii 58 Gambar Power level Vs MER untuk tiap band/kanal frekuensi 61 Gambar Power level vs BER 62 Gambar MER Vs BER 63 Gambar Grafik bit rate streaming video source mpeg-2 64 dengan heavy compression iv DAFTAR TABEL Table Atenuasi coaxial cable 15 Table Valid MER Measurement Range 29 Table table pengukuran band 402 MHz 45 Table table pengukuran band 426 MHz 46 Table table pengukuran band 450 MHz 48 Table table pengukuran band 490 MHz 49 Table table pengukuran band 530 MHz 51 Tabel MER,BER dan power level pada Kasus mulai terjadi gangguan 60 v DAFTAR ISTILAH ¾ noise adalah suatu sinyal baik yang bersifat akustik suara, elektris, maupun elektronis yang hadir dalam suatu sistem rangkaian listrik/ elektronika dalam bentuk gangguan yang bukan merupakan sinyal yang diinginkan. ¾ Fiber optic adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara ¾ Modulasi adalah proses perubahan varying suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi biasanya berfrekeunsi rendah bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. ¾ MPEG-2 adalah penentuan untuk sekelompok koding dan kompresi untuk audio dan video, yang disetujui oleh MPEG dan diterbitkan sebagai standar internasional ISO/IEC 13818. MPEG-2 biasanya digunakan untuk encode audio dan video untuk sinyal broadcast, ¾ Line Extender adalah amplifier yang berfungsi menghbungkan area distribusi satu dengan area distribusi lain, biasanya menghubungkan amplifier dengan amplifier dengan menggunakan kabel trunk. ¾ Hub adalah kumpulan perangkat yang merelaykan transmisi dari headend pusat ke suatu area area, hub memiliki unit-unit transmisi yang lengkap seperti headend, hanya bertugas merelay konten datanya saja, sementara konten atau servisnya sendiri diatur dari headend ¾ Power inverter adalah pengubah tegana ac ke DC atau sebaliknya ¾ Kanal adalah band frekuensi yang menampung suatu transmisi telekomunikasi vi ¾ Forward channel atau downstream adalah aliran komunikasi dari provider ke subscriber atau pengguna ¾ Reverse channel adalah aliran komunikasi dari perangkat pengguna ke provider ¾ Costumer Premise Equpment CPE adalah unit atau alat yang digunakan agar servis dapat diberikan oleh provider ke pada costumer ¾ Setop Box STB adalah unit untuk menerjemahkan sinyal digital dari provider TV cable ke dalam bentuk analog untuk difeedkan ke televisi milik subscriber. ¾ Cable Modem Termination System CMTS. Adalah perangkat terminasi coaxial yang menjembatani pengguna cable modem ke Internet service provider untuk servis internet ¾ Waveguide adalah medan elektromagnetik yang dirambatkan kedalam suatu medium , transmisinya searah dengan arah medium transmisinya. ¾ band berarti jarak spesifik untuk frekuensi gelombang radio. ¾ Forward error correction adalah metode untuk menrecovery data yang salah atau hilang pada saat transmisi dilakukan ¾ pulse shaping adalah metode untuk mengubah bentuk galombang sehingga lebih tahan akibat kongesti selama transmisi di suatu medium ¾ differential coding adalah tehnik untuk menhasilkan sinyal yang dapt dengan mudah diterjemahkan di sis receptor dengan modulasi tertentu, data ditransmiskan tidak hanya bergantung pada data yang ditransmiskan sekarang, tapi juga data sebelumnya ¾ orthogonal artinya dua vektor yang saling tegak lurus, dimana dot productnya adalah nol ¾ Low-Pass Filter adalah circuit yang melewatkan frekuensi di bawahnya tapi mengattenuasikan frekuensi di atasnya ¾ High pass filter adalah circuit yang melewatkan frekuensi di atasnya tapi vii mengattenuasikan freakuensi di bawahnya ¾ Reed Solomon error checking and correction adalah metode recovery data dari bit stream yang error yang bekerja dengan metode oversampling bentuk polinomial dari data. ¾ Multiplekser atau disingkat MUX adalah alat atau komponen elektronika yang bisa memilih banyak input masukan yang akan diteruskan ke bagian output keluaran melalui satu trunk. Pemilihan input mana yang dipilih akan ditentukan oleh signal yang ada di bagian kontrol kendali ¾ Wave Divison Multiplexing WDM adalah tehnik untuk memultipleks beberapa sumber fiber optic ke dalam satu fiber optic ¾ Uninterruptible Power Supply UPS adalah perangkat yang biasanya menggunakan baterai backup sebagai catuan daya alternatif, untuk Dapat memberikan suplai daYa yang tidak terganggu untuk perangkat elektronik yang terpasang ¾ Transduser adalah alat yang mengubah suatu bentuk energi menjadi bentuk energi fisis lainnya untuk keperluan tertentu, seperti pnegukuran, dan transfer informasi ¾ spectal pattern adalah pola penyebaran spektrum frekuensi apabila dilihat frekuensi vs power level ¾ Dual Side Band Suppressed Carrier adalah transmisi yang frekuensinya dihasilkan oleh amplitude modulation simetris baik bagian atas maupun bagian bawah frekuensi carrier, dan level carrier diturunkan ke tingkat tertentu, hingga hampir teredam. viii ix BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Populernya teknologi Broadcast dengan transmisi Digital menggeser teknologi transmisi analog. Teknologi broadcast digital membutuhkan bandwidth yang lebih lebar , memiliki fleksibilitas yang tinggi , konsistensi layanan yang lebih terjamin dan memungkinkan servis data, suara dan gambar sekaligus dalam waktu bersamaan dengan kualitas tinggi. Bandwidth yang lebar membutuhkan kualitas kanal yang baik. Pada transmisi analog, berfrekuensi tinggi, parameter seperti noise, redaman kabel, refleksi dan pergeseran fasa menyebabkan kongesti pada jaringan coaxial, hal ini menyebabkan turunnya kualitas layanan di sisi Costumer Premise Equipment CPE. Sedangkan pada Transmisi Digital, indikator performa jaringan ditunjukkan dengan Bit error rate BER dan Modulation error rate MER. Modulation Error Rate digunakan sebagai indikator performa jaringan coaxial karena pada modulasi jaringan broadcast tersebut menggunakan 64-QAM, dan memungkinkan bit rate yang tinggi hingga 40 Mbps pada bandwidth 8 MHz. Di PT. First Media, sinyal forward downstream menempati band dari 88-870 MHz, sedangkan reverse upstream menempati band 5-42 MHz. Kanal untuk layanan video dan layanan data menempati kanal yang berbeda, untuk kanal video menggunakan bandwidth 8 MHz dan untuk kanal data menggunakan bandwidth 6 MHz. Qualitas jaringan dengan memanfaatkan QAM ini sangat bergantung pada kualitas jaringan coaxial dan bit ratenya, Kualitas bit rate ini juga tergantung pada kualitas MER dan power level yang merupakan parameter untuk skema transmisinya, seharusnya bila bit ratenya bagus, MER dan power levelnya bagus, sehingga tidak terjadi gangguan di servis videonya. 1 Karena itu eksperimen ini akan mencoba melihat hubungan MER dan power level dengan BER tersebut, sekaligus mencari batasan nilai ketiga parameter tersebut saat terjadinya gangguan. Perumusan Masalah Jaringan cable TV di PT. firstmedia TBK memanfaatkan teknologi Hybrid Fiber Coaxial. Teknologi ini mengkombinasikan fiber optik untuk backbone dan coaxial untuk distribusi ke CPE. jaringan coaxial ini sangat rentan terhadap interferensi yang mungkin muncul dari peralatan rumah tangga, sedangkan kabel fiber optic kebal terhadap segala macam interferensi elektrik. Karena itu penulis ingin meneliti korelasi gangguan terhadap parameter-parameter kinerja transmisi digital jaringan coaxial Cabel TV Tujuan Tugas Akhir menganalisa hubungan parameter digital seperti BER, MER dan power level, dan batasan-batasan parameter tersebut terhadap kualitas layanan video, yang didentifikasi dengan adanya gangguan artifak gambar atau hilangnya sinyal. Dengan mengetahui hasil pengukuran tersebut, diharapakan dapat diperoleh gambaran dan batasan parameter yang mempengaruhi kualitas layanan secara konsisten. Ruang Lingkup Ruang lingkup dibatasi pada 1. Pembuatan model transmisi jaringan coaxial kabel TV. 2. Pengenalan spesifikasi alat ukur SDA-5000 dan 3. Pengukuran Power level, BER dan MER 4. Analisa korelasi parameter terhadap kualitas servis jaringan. 5. Penetapan batasan kinerja yang prima untuk broadcast lewat digital coaxial CATV. 2 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang diterapkan dalam laporan kerja praktik ini adalah sebagai berikut BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan mengenai latar belakang tugas akhir, tujuan, batasan masalah, sistematika penulisan dan timeline pengerjaan TA BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan gambaran umum jaringan digital cable TV di first Media, topografi HFC, karakteristik dari jaringan akses tembaga, parameter kinerja jaringan yang dimanfaatkan untuk mengukur kinerja coaxial, dan tipe-tipe gangguan pada coaxial BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi gambaran Topografi pengujian, pengenalan alat-alat pengujian, dan karakteristik alat-alat pengujian termasuk cara mengukur dengan SDA5000 BAB IV DATA DAN ANALISA Bab ini berisi tentang data-data hasil pengukuran performansi jaringan hierarki coaxial digital cable TV, interprestasi data dari alat ukur digital CATV, yang diambil dari berbagai kanal fekuensi, dan masing masing kanal diambil 30 data unuk masing-masing parameter, dan diukur dengan alat SDA-5000. Kemudain dianalisa parameter yang dan menunjukkan kinerja jaringan yang nyata. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 3 Bab II JARINGAN KABEL HYBRID FIBER COAXIAL Sistem Jaringan Kabel Hybrid Fiber Coaxial Jaringan arsitektur Hybrid Fiber Coaxial HFC menggunakan prinsip dasar dari lokal loop dimana sistem redundant-nya merupakan konfigurasi loop yang menggunakan kabel fiber optik sebagai backbone. Metode ini selain untuk menghemat biaya instalasi, juga meningkatkan skalabilitas dan performa jaringan. Internet/ ISP Provider Satellite Satellite Satellite dish tik Fiber Op Headend Mainframe Node Amplifier PBX Customers Fiber optik Hub Fiber optik Tap T ow n Gambar Topografi Hybrid Fiber Coaxial Headend Headend – Tempat semua alat-atal broadcast ditempatkan, seperti encoder/decoder, modul Quadratur Amplitude Modulation QAM, fiber optic concentrator, storage, data center maupun interface ke ISP. Satellite VSAT Fiberoptik Decoder/encoder QAM Modulator Fiber collector Gambar Bagan headend 4 Sinyal broadcast dari provider broadcast content luar seperti Time Warner, National Geographic channel, Discovery Channel, BBC, dan lainnya, masing masing metransmisikan format DVB dengan enkripsinya sendiri-sendiri. Setiap provider masuk ke masing-masing encoder/decoder sendiri untuk dikonversi menjadi format MPEG-2. Kemudian format tersebut di encode kembali untuk diproses di QAM-Modulator, setelah diproses di QAM modulator, kanal-kanal dimultiplekskan dengan Fiber concentrator, di fiber concentrator sinyal di konversikan dulu menjadi cahaya untuk di transmisikan melalui jaringan Fiber optik sampai ke Node pembagi Node. Fiber optik Fiber Optik- terdiri dari serat kaca yang digunakan untuk melewatkan cahaya yang membawa informasi sinyal elektrik. Kabel Fiber optic yang biasa dipakai menggunakan beroperasi untuk panjang gelombang 1310 nm dan 1550 nm, 1550 nm dipakai untuk instalasi dengan span yang sangat jauh kisaran 30 KM Gambar Kabel Fiber optic Coaxial Cable Coaxial Cable adalah kabel yang terdiri dari kabel konduktor di bagian tengah yang tersekat oleh lapisan insulator dielectric dengan lapisan konduktor dalam bentuk tabung atau pipa outer insulating and protective layer. 5 - Kabel Coaxial Non messenger Center conductor Jacket Dielectric Dielectric Outer Conductor Tipe kabel ini biasa dipakai dari tap ke pelanggan, atau kabel yang terhubung langsung dari ground block ke setup box pelanggan , Gambar Kabel Non Messenger - Kabel Coaxial Messenger Messenger Dielectric Kabel ini digunakan untuk kabel aerial, dari Node ke tap atau ke amplifier. Kabel ini dialiri tegangan 60 V. Kawat Jacket Outer Conductor Center conductor messenger mengurangi deformasi kabel utama saat tension tinggi. Kabel messenger juga digunakan untuk menghubungkan tap dengan ground block. Jarak maksimum yang disarankan untuk standard Gambar Kabel Messenger instalasi adalah 80 meter. 6 Gambar Standard instalasi cable drop Tipe-tipe konektor coaxial cable Kabel coaxial menggunakan Standard F-connector. Konektor ini umum digunakan pada produk CATV F-56 Connector Compression F-81 Barrel Splice TV adapter male TV adapter female Ground Block/Bonding Block Gambar standard F Connector Standard Fitting atau konektor F seperti gambar di bawah ini digunakan untuk aerial instalasi. 7 Fitting Terminate Gambar Tipe-tipe konektor kabel Coaxial Amplifier Amplifier- digunakan untuk menaikkan / memperkuat sinyal elektrik setelah sinyal tersebut mengalami penurunan / kehilangan tegangan dikarenakan jarak yang telah ditempuh dari sumbernya. Amplifier SA type III dapat memperkuat high freq 750 MHz sampai dengan level dBmV dan 35 dBmV pada low frequency 54 MHz. Gambar Penggunaan Amplifier Gambar Amplifer untuk Underground pada jaringan Aerial Tap Tap- digunakan untuk mendistribusikan sinyal / untuk mengkoneksi ke beberapa rumah dari jaringan distribusi utama kabel koaksial. Tap juga me-filter tegangan AC 60V yang digunakan untuk catudaya node dan amplifier juga line extender, sebab tap sendiri me-filter hanya band frekuensi 5-1000 MHz, sehinga power dari PLN yang memiliki frekuensi 50/60 Hz tidak ikut masuk. 8 8 Way Tap 4 Way Tap TV TV Adapter Adapter 2 Way Tap Barrel Barrel F F 81 Fitting Fitting F F 55 In House House Splitter Splitter In In House House Splitter Splitter 22 Way 44 Way Way Way In In House House Splitter Splitter 33 Way Way Gambar Tipe-tipe tap dan in house splitter Gambar Penggunaan Tap untuk underground installation Node Node merupakan akhir dari jaringan fiber optic setelah Hub, dan awal bagi jaringan coaxial, juga tempat pendistribusian jaringan coaxial kepada pelanggan. Unit ini bekerja dengan catu daya 40-90V Gambar Gambar Tipe instalasi Node Underground Tipe Instalasi Node Aerial 9 Power Supply Unit Power Supply yang digunakan pada instalasi aerial digunakan untuk mensuplai span antara unit node sampai unit amplifier, sementara headend menggunakan catu daya generatornya sendiri. Untuk instalasi Aerial, catu daya yang digunakan adalah catu daya dari PLN 220 V yang melewati unit UPS sekaligus power inverter, unit ini dapat digunakan untuk step down transformator dari 220 V ke 60 V yang digunakan untuk memberi supply power ke amplifier dan Node Gambar UPS Alokasi kanal HFC dimanfaatkan untuk transmisi DVB-C digital video broadcasting cable maupun untuk layanan data, standard HFC cukup fleksibel, karena penambahan fitur cukup dengan menambahkan modul, untuk layanan DVB costumer dapat menggunakan setup box khusus untuk layanan video, sedangkan untuk data dapat menggunakan cable modem saja. Bahkan sekarang sudah ada unit yang terintegrasi untuk layanan video dan data, misalnya Sling Box. Pada layanan TV cable, sinyal menempati band downstream, yaitu 88-870 MHz, sedangkan reverse atau upstream , digunakan untuk layanan cable modem atau data. PT. firstmedia TBK menyediakan layanan hybrid baik fully digital maupun kanal analog. Pada sinyal forward, area frekuensi di bagi tiga area frekuensi, yaitu area grup kanal analog yang menempati bagian bawah band frekuensi forward, dimana pada kanal ini masih ditransmisikan sinyal broadcast 10 analog PAL B/G yang masih menggunakan baseband 8 MHz per kanal dengan standard SCTE. Untuk layanan Data menempati bagian tengah grup kanal, dengan baseband 6 MHz per kanal, sedangkan bagian atas grup kanal ditempati layanan video fully digital yang menggunakan modulasi QAM dan MPEG2 encoding, dimana masing masing kanal dan menggunakan baseband 8 MHz per kanal yang terdiri 5-6 stream broadcast yang sudah terkompresi dengan encoding MPEG2. Subscriber Cable TV Channel & Dowstream Cable Modem Head End Sinyal Forward / Downstream Frekuensi 88 – 870 MHz Sinyal Reverse / Upstream Frekuensi 5 - 65 MHz Upstream Transmit Cable Modem Gambar Alokasi frekuensi kanal untuk Data dan video Gambar menunjukkan alokasi frekuensi secara umum, dengan sinyal forward untuk broadcast dan informasi downstream data, sedangkan upstream untuk transmit data cable modem ke Cable Modem Termination System CMTS. Lebih detil lagi alokasi frekuensi kanal CATV digambarkan pada gambar Gambar Alokasi frekuensi Kanal standard Scientific Atlanta dan CVT Eastern 11 Macam-macam intalasi cable TV - Instalasi melalui plafon/aerial Gambar Instalasi Aerial Model ini umum dipakai di Indonesia karena tidak adanya saluran infrastruktur bawah tanah yang matang, model ini lebih murah karena tidak perlu biaya penggalian untuk instalasi. Namun resikonya kabel lebih rentan terhadap gangguan ini juga mengurangi estetika tata perkotaan. - Instalasi bawah tanah Gambar Instalasi bawah tanah Model ini umum digunakan di Amerika karena infrastruktur bawah tanahnya sudah cukup lama ada, saluran bawah tanah lebih tahan terhadap gangguan alam, tetapi lebih mahal di pembuatan insfrastruktur karena 12 melibatkan galian termasuk perijinannya. Model ini juga membantu memperbaiki estetika tata kota. Karakteristik Kabel Coaxial Secara praktis, kabel coaxial memiliki karakteristik penting yang dapat menentukan kualitas jaringan. Impedansi kabel coaxial Perhitungan induktivitas dari sebuah kabel koax menuntut perhitungan medan magnet pada penampang kabel tersebut. arus listrik akan menghasilkan medan magnet, medan magnet ini akan menghasilkan suatu fluks magnetis tertentu yang menembus suatu permukaan. Bila kita memiliki diameter inti kabel ri dan Gambar Induksi diameter penghantar luar sebesar ro, dengan bahan yang memiliki karakteristik permeabilitas relatif μ dan permitivitas relativeε, maka impedansi dapat diketahui dengan persamaan di bawah ini ...... Persamaan μ permeabilitas relatif ε permitivitas relative r0 Diameter inti ri Penghantar luar bagian serabut coaxial 13 Gambar bagan coaxial cable Sehingga karakteristik impedansi kabel coaxial berinti tembaga secara teoritis dapat ditulis sebagai berikut Z0 = 138 D log …. Persamaan d ε Dimana D Diameter dalam shielding mm d diameter inti conductor/core mm ε konstanta dielektrika Secara grafis, hubungan diameter kabel dan impedansi untuk tembaga dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar Hubungan Diameter kabel dan impedansi 14 Kabel waveguide pada Sebagai referensi untuk perencanaan instalasi , tergantung jenis kabel dan manufakturnya, factor redaman kabel bisa bervariasi. Redaman kabel juga ditentukan oleh frekuensi kerja. Table Atenuasi coaxial cable RG - 6 RG - 11 Peredaman Sinyal Atenuasi sinyal yang masuk ke suatu medium akan mengalami atenuasi dalam perambatannya. Attenuasi dapat disebabkan oleh 1. Radiasi keluar akibat shielding yang tidak sempurna 2. Sifat resistif kabel konduktor 3. Absorbis dielektrik kabel 4. Refleksi akibat mismatch impedance antara kabel dan terminasi konektor, atau melalui sepanjang kabel yang memiliki impedansi yang tidak uniform. 15 Gambar efek akibat attenuasi Attenuasi untuk kabel ideal dengan sifat dielektrik tertentu dan memiliki sifat resisitif dapat ditentukan dengan persamaan berikut α = R + 2, . ε . f ....persamaan Z0 Dimana α attenuasi dalam dB/100 feet R jumlah resistansi ohmic efektif dari inti dan bagian luar konduktor/core per 100 feet kabel pada frekuensi f ohm Z0 Impedansi Karakteristik ohm Fp Power faktor dielektrika f frekuensi yang digunakan MHz ε konstanta dielektrika Skin effect Skin effect timbul karena kecenderungan arus sinusoidal AC yang terdistribusi lebih banyak di dekat permukaan konduktor, sehingga listrik cenderung mengalir di permukaan skin. Fenomena ini muncul seiring meningkatnya frekunesi kerja arus AC. Efek ini ditimbulkan karena meningkatnya resistansi saat frekuensi kerjanya meningkat di inti konduktor, sehingga elektron mengalir di permukaan. 16 50 Hz 200 KHz 100 MHz Gambar Distribusi elektron pada konduktor, warna merah sampai orange menunjukkan distribusi elektron Secara matematis skin effect dapat dituliskan sebagai berikut, persamaan di bawah berlaku untuk material nonferrous seperti aluminium dan tembaga. Persamaan δ kedalaman skin ribu/inci f Frekuensi dalam MHz ρ/ρc perbandingan resistif konduktor terhadap tembaga Hambatan efektif konduktor sama seperti sebuah material yang berbentuk tube dimana ketebalannya sama dengan ketebalan skin ketika arus di sebarkan dengan distribusi merata di dalam volume tube tersebut. Hambatannya ditentukan persamaan berikut ….. Persamaan R Hambatan konduktor per 100 feet ρ/ρc perbandingan resistif konduktor terhadap tembaga f Frequency MHz 17 d diameter konduktor inci Berdasarkan persamaan diatas Persamaan attenuasi di atas dapat di tulis menjadi Persamaan ρd/ρc perbandingan resistif konduktor terhadap tembaga ρ/ρc perbandingan resistif konduktor terhadap tembaga Untuk kabel konstruksi kabel pada umumnya, atau yang dikenal dengan konstruksi P3, yang menggunakan shielding aluminium solid, foamed dielectric ε = dan inti aluminium yang dilapisi tembaga, persamaan di atas dapat di sederhanakan lagi menjadi persamaan berikut …Persamaan α attenuasi dalam dB/100 feet f frekuensi yang digunakan MHz Dnom = Diameter Nominal shield luar dalam inci Delay Adanya waktu rambat dari suatu tempat ke tempat lain. Misalnya Jarak 60 cm ditempuh dalam waktu t = 0,6 m/300 000 000 m/s = 2 ns. Jika sinyal berfrekuensi tinggi, f = 1 GHz atau T=0,1 ns waktu tempuh di atas menjadi signifikan. Waktu tempuh delay yang terjadi harus diperhatikan, sinyal yang keluar dari suatu saluran transmisi tidaklah sama dengan apa yang dimasukkan ke dalam suatu medium transmisi atau sebuah beban. 18 Faktor Refleksi Dan VSWR Pada kasus pembebanan secara umum akan terbentuk gelombang yang direfleksikan oleh beban kembali ke saluran transmisi seperti terlihat di gambar di bawah ini. Gambar Model sirkuit saluran transmisi Gambar Sinyal datang dan sinyal refleksi Gambar sinyal pulse wave sebelum terkena pengaruh gelombang refleksi Gambar Sinyal pulse wave setelah terkena pengaruh gelombang refleksi Dengan menggunakan persamaan gelombang tegangan dengan syarat batas pada ujung akhir saluran transmisi ...persamaan dan dengan hukum Ohm pada akhir saluran transmisi Ve = maka 19 …Persamaan Perbandingan tegangan refleksi dan tegangan datang pada setiap titik z adalah factor refleksi di titik tersebut r z = V− Z L − Z − 2γ . L − z = .e = − 2γ . L − z V+ Z L + Z ... persamaan r = Faktor refleksi adalah besaran yang menyatakan seberapa besar gelombang yang datang akan direfleksikan. Untuk kasus matching ZL = Z → r = 0, tak ada yang direfleksikan. Untuk kasus open, atau ZL → ∞ → r=1 Pada dua kasus yang terakhir, seluruh gelombang direfleksikan baik berlawanan phasa untuk short, sehingga tegangan total pada titik itu menjadi nol ataupun sephasa tegangan menjadi maksimum, sedang arus menjadi nol. Jika saluran transmisi pada ujungnya dibuat hubungan singkat short atau ZL=0 didapatkan r = -1. Quadrature amplitude modulation transmitter QAM QAM di transmitter QAM adalah hybrid modulasi Amplitude dan modulasi phasa, pada modulasi ini amplituda dan fasa diubah-ubah dengan memanfaatkan carrier gelombang sinus. Cara termudah meimplementasikan QAM dengan hardware yaitu dengan membuat dan menggabungkan dua sinyal sinus yang saling berbeda fasa 90 derajat. Mengubah amplituda salah satu sinyal saja dapat mempengaruhi fasa dan amplituda hasil mixing kedua sinyal. Identitas trigonometri cosα + β = cosαcosβ – sinαsinβ …..persamaan misalkan sinyal carrier dengan persamaan At cos2πfct - φ ….. persamaan dapat ditulis kembali menjadi At cos2πfct - φ = I cos2πfct + Q sin2πfct …persamaan 20 Kedua sinyal carrier di wakili dengan komponen In-Phase It , Quadrature-Phase Qt, Dimana I = At cosφ dan Q = At sinφ .. ...persamaan Terlihat dari persamaan di atas I dan Q adalah dua persamaan yang berbeda fasa 90o, idealnya Forward error correction, pulse shaping, dan tehnik differential coding dilakukan pada elemen I dan Q ini agar efisiensinya tinggi, At = I 2 t + Q 2 t dan ϕ = Qt ,… persamaan I t persamaan ini berguna untuk representasi fasor dari sinyal base-band S t = At .e jθ t = It +jQt... persamaan dimana At adalah sinyal ”envelope”. Gambar Penggambaran konstelasi st = It cos 2πf0t + Qt sin 2πf0t ….….persamaan Seperti yang diilustrasikan dari persamaan di atas, persamaan identitas trigonometri menghasilkan sinyal yang fasanya dapat diatur dengan mengubah nilai I dan Q. Dengan demikian dimungkinkan modulasi digital pada sinyal carrier dengan mengatur amplitude dua buah sinyal yang dimixing. Gambar di bawah ini menunjukkan diagram sederhana implementasi hardware untuk mebentuk sinyal QAM, seblum kanal I dan Q di mixing, masing- 21 masing kanal 8 level AM modulator dimixing dengan Local Oscilator, dan kedua local osilator berbda fasa 90 derajat satu sama lain 8 Level AM Modulator I Component Bit Stream Local Osc 101 010 Combiner 64 QAM Signal Oscillator Shifted 90° 8 Level AM Modulator Q Component Gambar Diagram Blok modulator 64-QAM Deteksi QAM di receiver Kedua sinyal termudalsi tersebut dapat di demodulasi dengan modulator koheren. Modulator koheren mengalikan sinyal yang diterima secara terpisah dengan sinyal sinus dan cosinus untuk menerima estimasi masing-masing sinyal It dan Qt. Karena sifat orthogonal sinyal carrier. Dimungkinkan pendeteksian modulasi sinyal secara independen. Untuk mendapatkan sinyal It, persamaan dikalikan cos 2πf0t …persamaan Dengan menggunakan identitas trigonometri diperoleh ..…persamaan Dengan menggunakan Low-Pass Filter, elemen frekuensi tinggi yang mengandung 4πf0t, menyisakan hanya persamaan It. Sinyal yang difilter ini tidak mempengaruhi sinyal Qt. menunjukkan sinyal in-phase It dapat di peroleh seara independent dari komponen quadraturnya Qtnya. 22 Dengan cara yang sama kita dapat memperoleh estimasi sinyal Qt dengan mengalikan persamaan st dengan gelombang sinus lalu melewatkannya pada low pass filter Kasus ideal di atas diasumsikan jika fasa dari sinyal yang diterima diketahui di sisi receiver. Jika modulasi fasa sedikit bergeser, hal ini menyebabkan crosstalk antara sinyal termodulasi. Masalah ini menuntut adanya sinkronisasi sinyal supaya fasanya supaya sinyal tetap in-phase sehingga modulator koheren bisa berjalan - Analisa Fourier untuk QAM Pada domain frekuensi, QAM memiliki spectal pattern mirip Dual Side Band Suppressed Carrier DSB-SC, dengan menggunakan persamaan identitas fourier transform. Maka diperoleh persamaan Dimana Sf, MIf dan MQf adalah transformasi fourier st, It dan Qt. - Konstelasi QAM Konstelasi QAM adalah suatu metode untuk mempermudah penelaahan kode transmisi QAM, M-arry QAM dapat diplotkan dengan pendekatan grafis sebagai berikut Q Amplitude 7 5 3 1 -7 -5 -3 -1 1 3 5 7 I Amplitude -1 -3 -5 -7 Gambar Konstelasi 16 QAM Gambar Konstelasi 64 QAM 23 2-QAM sama dengan binary phase shift keying, dan 4-QAM sama dengan Quadrature Phase Shift Keying QPSK, jadi QAM pertama adalah 16-QAM, QAM langsung menggunakan 16-QAM sebab pada 8-QAM, perbedaan error ratenya kurang significan hanya sekitar 0,5 dB lebih baik dari 8-QAM, dan data transfernya hanya sepertiganya dibandingkan 16-QAM. Karena itu 8-QAM tidak dipergunakan. Mapping symbol konstelasi untuk 64 QAM ditunjukkan oleh gambar . Gambar Pengkodean 64-QAM Gambar kanal I dan Q pada Amplituda vs domain waktu 24 Gambar grafik konstelasi. Untuk Symbol rate QAM, symbol rate didefiniskan sebagai berikut Symbol rate = Data rate*204/188*bit per symbol - Symbol rate dalam Symbol/s - Data rate dalam bit/s 204 adalah jumlah byte dalam paket termasuk 16 trailing byte Reed Solomon error checking and correction. 188 adalah jumlah byte data 187 byte ditambah sync byte 0x47 Misal dengan menggunakan 64-QAM, atau 26, jadi bit per symbol adalah 6, dengan FEC rasio ¾, atau berarti dari 3 bit data dikirim sebagai 4 bit karena mekanisme solomon reed yang menambahkan bit data untuk keperluan error correction. Misal Diketahui Bit rate = 18096263 Modulation type = 64-QAM FEC = 3/4 25 maka Parameter Kinerja Jaringan Transmisi Pada akhirnya tolok ukur kinerja jaringan ditentukan oleh hasil pengukuran MER dan BER, dari kedua paramter ini kinerja transmisi broadcast maupun data pada Cable TV dapat diketahui kualitas jaringan maupun gangguannya. Bit Error rate Bit error rate didefinisikan dengan nilai total bit yang salah dibandingkan dengan jumlah total bit terkirim. Sent Bits 1101101101 Received Bits 1100101101 error of Wrong Bits = BER = of Total Bits 1 = 10 Tipe bit error Ada dua tipe bit error 1. Tipe Spaced error, yaitu terjadi bit yang salah pada interval yang acak, disebabkan adanya Noise. 2. Tipe Burst error, yaitu terjadi bit error secara berturut-turut atau secara bergroup. Disebabkan oleh masalah ingress atau intermitten. Spaced Errors 1101101011010011100 Burst Errors 1111101011101101101 26 Modulation Error Rate MER Error Vector Q ideal center Resultan Vector Ideal Vector I Gambar Moduation Error Rate Modulation Error Rate MERadalah Signal to Noise ratio dari persamaan kompleks baseband sinyal digital pada cable TV. Modulation error adalah vektor perbedaan antara yang ideal target simbol vektor dan dikirim simbol vektor. Itulah sebabnya, Gambar Vektor Modulation error Jika konstelasi diagram plot digunakan untuk menggambarkan vector dari satu titik ke suatu simbol dari waktu ke waktu, hasil menampilkan bentuk kecil "awan" simbol pembentukan dari kumpulan vector beberapa titik konstelasi. Modulation error Ratio adalah perbandingan nilai rata-rata symbol power terhadap nilai ratarata error power 27 MERdB = 10logAverage symbol power ÷ Average error power ……. …..persamaan Dalam kasus MER, semakin tinggi angka, semakin baik. Gambar Awan konstelasi yang terbentuk dari vector beberapa titik konstelasi Secara matematis, yang lebih tepat definisi MER dalam decibels berikut ….Persamaan I dan Q adalah komponen realIn-phase dan imajiner quadrature dari masing-masing sampel ideal target symbol vector, dan δ I dan δ Q bagian real In-phase dan imajiner quadrature bagian dari setiap vektor modulation error . Definisi ini menganggap bahwa sampel yang diambil cukup banyak agar semua konstelasi simbol memiliki peluang kejadian yang sama. akibatnya, MER adalah ukuran sebesar apa penyebaran simbol poin dari konstelasi berada. Tabel 4 merangkum berbagai perkiraan ES/N0 yang akan berlaku untuk berbagai pengukuran MER berbagai modulasi konstelasi QAM. Dua nilai dalam tabel di bawah ambang batas sesuai dengan ideal uncoded symbol error rate SER = 10-2 28 dan 10-3, masing-masing. Ambang batas atas adalah limit secara praktis berdasarkan loss saat implemenatasi di receiver. Nilai di Luar kisaran antara batas bawah dan atas, maka kemungkinan besar pengukuran MER cenderung salah. Nilai ambang tergantung pada pelaksanaan penerima. Beberapa komersial QAM analyzers mungkin memiliki nilai-nilai ambang ES/N0 yang lebih rendah 2-3 dB lebih tinggi dari yang ditunjukkan dalam tabel. Table Valid MER Measurement Range Modulation Format Lower ES/N0 Threshold Upper ES/N0 Threshold QPSK 7-10 dB 40-45 dB 16 QAM 15-18 dB 40-45 dB 64 QAM 22-24 dB 40-45 dB 256 QAM 28-30 dB 40-45 dB a Gambar a MER yang baik b b MER yang Buruk Efek Gangguan - Gangguan Secara Visual Gangguan visual pada cable TV dapat dilihat dari adanya Blocking effect atau No signal. Blocking effect sendiri terjadi karena selama periode waktu tertentu, decoder tidak mendapatkan bit-bit data yang benar, sehingga deretan data biner yang terbentuk menampilkan warna pixel yang salah. Hal ini bisa tejadi saat data yang ditransmisikan tidak terkoreksi 29 dengan benar oleh FEC, dan data yang dihasilkan setelah FEC tidak cukup untuk menghasilkan gambar yang utuh, kemudian decoder mengisi data yang rusak tersebut dengan bit 0, hal ini warna pixel yang dihasilkan menjadi salah. Sedangkan No signal terjadi saat decoder tidak bisa mengunci sinyal baseband dari QAM. Data asli Binary 000101011001 000101011001 000100110000 Hex 159 159 130 Warna Data setelah transmisi Binary 000001011001 000101011001 000000110000 Hex 59 159 30 Warna Gambar Blocking effect dan No signal - Gangguan Pada transmisi Kesalahan yang disebabkan oleh Noise atau Intermitten dapat menyebabkan BER yang sama, namun sangat berbeda efek. Error tersebar disebabkan karena masalah noise Spaced Errors 1101101011010011100 30 Error yang tergroup terjadi karena sambungan yang tidak rapat atau putus Burst Errors 1111101011101101101 Gangguan Transmisi dapat dideteksi dengan memeriksa Konstelasi QAMnya, berikut variasi dari gangguan QAM yang dapat ditemui Kondisi QAM yang baik, MER yang baik, Kualitas MER seperti ini menunjukkan bahwa BER-nya juga sangat baik. Pre menunjukkan error rate sebelum dilakukan error a correction berbasiskan kode Solomon Reed, sedangkan Post menunjukkan tingkat error setelah dilakukan error correction Konstelasi QAM yang buruk, MER buruk, namun tingkat BER masih dapat diterima, Pre Error Correction FEC 3x10-3, setelah FEC kinerja BER-nya meingkat menjadi b hal ini terjadi karena tingginya Noise di jaringan tersebut. Untuk melihat source gangguan frekuensi digunakan Acterna SDA5000, selain itu efek ini juga terjadi akibat power level terhadap noise yang rendah 31 Efek intermitten dapat dipantau dengan CM1000 atau SDA5000, hal ini ditunjukkan dengan adanya titiktitik diluar konstelasi c Konstelasi radial seperti ini disebabkan adanya noise phasa pada Headend. d Pengujian disamping dilakukan untuk menguji perbandingan level Sinyal Video carrier terhadap noise di kanal C/N yang bekerja pada band cable ini diutamakan untuk sumber analog. f Gambar Macam-macam konstelasi a konstelasi ideal, b Efek Noise yang tinggi atau Powerlevel yang rendah c efek intermitten, d Phase noise, f CATV Analog carrier 32 BAB III METODE PENGUJIAN Pada bahasan data dan analisa ini, akan dibahas tentang tipe dan jumlah bahan yang dipakai, pengenalan bahan, metode pengukuran, data pengukuran dan analisa hasil pengukuran III. I. PERALATAN DAN BAHAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Tipe kabel Fiber optic Single mode Scientifict Atlanta Node 6940 Scientifict Atlanta Amplifier II UPS power supply Batere DC Fitting Tap 26 Tap 23 Tap 14 Tap 11 Tap 8 Tap 20 Tap 17 Pad attenuator 1-20 Kabel Coaxial RG-6 Splitter 4 way jumlah 10 1 1 1 3 Satuan Meter Unit Unit Unit Unit 25 80 1 Unit Meter Unit TOPOGRAFI PENGUJIAN CATV Dari unit multiplexer atau combiner, sinyal optic dikirimkan dari combiner ke Node Scientifict Atlanta 6940 melalui fiber optic, di Node ini, sinyal optic yang di-multipleks dengan Wave Divison Multiplexing WDM, diubah menjadi sinyal RF. Sumber listrik atau sumber tegangan disuplai oleh Uninterruptible Power System UPS melalui power inserter dengan besar tegangan 60V AC arus bolak balik, sumber tegangan ini menyuplai baik amplifier maupun unit Node. UPS juga memberikan sumber daya untuk unit Amplifier. Untuk mencegah tegangan ini masuk ke perangkat CPE/STB pelanggan, sebelum masuk ke CPE sinyal harus melalui tap dulu, tap ini juga berfungsi untuk mefilter band dari 33 sampai 1 GHz, sehingga sinyal listrik AC dengan frekuensi 50Hz/60Hz akan terfilter, dengan redaman di frekuensi di bawah 5MHz cukup besar Rack Unit Pengujian CATV Terdiri atas Amplifier, Node, UPS Power Supply, dan Batere, Rack ini mesimulasikan hierarki instalasi yang terdapat di Jaringan Coaxial PT. Firstmedia. Legenda Terminate Power inserter Amplifier Node Tap 2 way aerial Tap 4 way indoor Gambar Topografi pengujian Headend 34 Tidak digunakan Amplifier Node UPS power supply Batere Gambar Rak Pengujian Perangkat Aerial Coaxial Cable TV Perangkat untuk pengujian kali ini mensimulasikan hierarki yang digunakan di Media untuk jaringan aerial, untuk standard baru, maksimum 15 tap untuk tiap amplifier Setop box atau decoder Unit TV JVC kelas studio digunakan untuk memonitor adanya efek artifak dan status low/weak signal, dengan input composite. 35 Gambar Dekoder dan TV monitoring Node Optical Input Pad Forward Pad 6 Main Output Port 6 Fiber optic cable management danFiber optic TX/RX DC Power supply Gambar Scientifict Atlanta Node 6940 Scientifict Atlanta Node 6940, merupakaan transduser optic ke Radio frequency, dan sebaliknya. Unit ini mendapat sumber daya dari UPS melalui power inserter. 36 RX Pad Input Gambar Fiber Optic Cable management Kabel optic, digunakan tipe single mode, yang mewakili karakteristik kabel fiber optic yang digunakan instalasi outdoor. Kabel single mode dimanfaatkan karena redamnnya sangat rendah, dan mampu dipasang pada span dengan orde Kilometer Catu Daya Power Supply UPS power Supply, unit ini digunakan sebagai catu daya sekaligus power backup system, unit ini mengubah 220 V tegangan PLN menjadi tegangan 60V AC yang akan dialirkan kejaringan distribusi coaxial dengan melalui melalui power inserter terlebih dahulu. Unti ini juga juga merupakan inverter yang mengubah tegangan PLN menjadi 24 V DC untuk disimpan didalam batere atau accu. Gambar UPS Power Supply AC power dan batere DC . 37 Gambar Power Inserter Power inserter adalah sejenis tap yang berfungsi untuk memasok daya ke perangkat amplifier maupun node agar dapat beropearsi. Sinyal power sendiri tidak akan mengganggu sinyal transmisi RF karena sinyal power sendiri menggunakan frekuensi 50 Hz/60Hz, sedangkan sinyal transmisi RF bekerja antara 5-870 MHz Fitting Terminat Gambar Fiting dan terminate Fitting sendiri berfungsi untuk menghubungkan berbagai macam standard kabel coaxial yang memiliki standard impedansi 75 Ohm, seperti RG11 dan RG6, dengan pemakaian fitting yang sesuai, diharapkan dapat diperoleh micro reflection minimum 38 Amplifier Amplifier berfungsi untuk meregenerasi sinyal untuk retransmisi ke jaringan coaxial cable TV Gambar Scientifict Atlanta Amplifier II Pad Input Single Pad Output Single Reverse Filter Gambar sirkuit Internal SA amplifier II Gambar Internal circuit Reverse filter 39 Scientifict Atlanta Amplifier II, adalah unit amplifier RF yang digunakan untuk instalasi aerial atau outdoor. Sirkuit Internal amplifier sendiri didominasi rangkaian filter yang berupa deretan kapasitor dan inductor, Pada pengujian kali ini, power level diubah-ubah dengan mengubah pad dengan nilai tertentu, pad ini sendiri merupakan attenuator yang bersifat hampir ideal. Ideal berarti pad ini hanya bersifat lossy, kurang mengandung sifat induktif maupun kapasitif. Sirkuit Reverse filter digunakan untuk mefilter signal RF yang berasal dari CPE terutama cable modem, mencegah masuknya sinyal yang tidak dinginkan ke headend. Dengan diubah-ubahnya nilai pad, berarti menurukan nilai power level, yang berarti juga nilai noise level mendekati nilai power level channel carriernya, sehingga S/N-nya makin kecil. Tap Tap merupakan unit pembagi jaringan coaxial ke pelanggan, selain itu Tap mefilter tegangan 60 V yang digunakan di jaringan coaxial kabel aerial biasanya kabel messenger Gambar Tap 40 Tap merupakan unit pembagi, Tap yang digunakan adalah Tap dengan redaman 23, yang diharapkan akan mendapat redaman yang cukup tinggi untuk mendapatkan data pengukuran yang dinginkan Ke Decoder Dari Amplifier Ke Cable Modem Ke alat Ukur SDA5000 Gambar a cable RG6 80M dan b Splitter 4 way ballance Pada percobaan ini digunakan kabel RG6 sepanjang 80 meter, bila melihat table kabel sepanjang 80 meter, redaman kabel RG6 seharusnya berada di bawah 13 dB Metode Pengukuran Gambar Alat Ukur SDA-5000 SDA-5000 umum digunakan pada penyedia jasa CATV berbasis analog maupun digital, alat ini memiliki kemampuan untuk menganalisis 41 gangguan dari instalasi cable TV, seperti efek intermitten, bad C/N, ingress dan sebagainya. Alat ini juga mampu menampilkan response frequency, konstelasi QAM, BER, MER, Power level, CSO/CTB, Pengukuran Signa l Level, BER dan MER Pengukuran Power level, BER dan MER dilakukan dengan menggunakan alat ukur SDA-5000, SDA 5000 adalah unit spectrum analyzer yang dapat mendeteksi gangguan-gangguan pada instalasi jaringan coaxial, seperti ingress, noise, intermitten, CSO, CTB, hum, dan sebagainya. Unit ini juga dapat digunakan untuk menghasilkan sinyal kontinyu untuk pengujian reverse. Detil spesifikasi ini dapat dilihat di lampiran. Pada experiment ini SDA5000 digunakan untuk memeriksa spectrum frekuensi yang ada di dalam jaringan cable untuk band 5-1000 MHz, sekaligus memeriksa konstelasi modulasi QAM. a b c Gambar a Pengukuran power level dan Spektrum sweep, b Pengukuran BER dan MER, c Spectrum Sweep 42 Pendeteksian gambar secara visual. Untuk pendeteksian gangguan dilakukan dengan monitoring langsung secara visual melalui monitor, setiap pengujian frekuensi dan perubahan level power tampilan diamati sampai ditemukan artifak pada gambar yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini, gangguan dikategorikan menjadi tiga, start blocking artifak sekiatar 25%, weak signal/blocking tingkat moderate artifak sekitar 50% dan Freeze atau no signal tidak ada transmisi - Gangguan Start Blocking Pendeteksian gangguan start blocking dengan cara pandangan visual, dimana terdapat efek blocking secara parsial dengan tingkat artifak sampai dengan 50 %.. Gambar Artifak pada Gangguan start blocking - Gangguan Weak Signal dan Artifak tingkat moderate Gangguan ini lebih mudah diamati, karena tingkat artifak cukup moderate dan mengganggu hingga menutup sampai dengan 80% gambar. Gambar Artifak pada gangguan start blocking 43 - Freeze atau No signal Pada kasus Freeze atau no signal, alat decoder menampilkan pesan No signal, atau beberapa kasus gambar ditampilkan, tapi tidak bergerak freeze. Gambar Freeze atau No Signal Percobaan ini hanya berlaku saat gangguan improper installation putusnya kabel, kesalahan setting amplifier, kerusakan alat, burst noise tidak terjadi. Dan selama percobaan, level noise floor berada pada level yang tetap, sehingga menurunkan power level, dapat diasumsikan menaikkan noise levelnya, sedangkan menaikkan power level, berarti menurunkan level noisenya. 44 BAB IV DATA DAN ANALISA Data Berikut data-data hasil pengukuran power level, MER, Post BER dan Visual quality. Post BER disini adalah pengukuran setelah diterapkannya Forward error correction FEC, adapun metode FEC yang digunakan adalah metode Solomon Reed. Pre BER atau BER sebelum dilakukan FEC tidak disertakan, sebab pada pengukuran ditemukan bahwa pre BER nilainya tidak konsisten, Pre BER ini sendiri adalah pengukuran BER sebelum dilakukan FEC. Sementara MER dan power level merupakan data yang menjadi karakteristik transmisi, parameter ini diharapkan dapat menggambarkan kondisi transmisi. Table table pengukuran band 402 MHz 402 MHz No Level MER dBmV dB 1 < OK 2 < OK 3 < OK 4 < OK 5 < OK 6 < OK 7 < OK 8 < OK 9 < OK 10 < OK 11 < OK 12 < OK 13 < OK Post BER Visual CCTV-9 45 14 < OK 15 < OK 16 < OK 17 < OK 18 < OK 19 < OK 20 < OK 21 < OK 22 < OK 23 < OK 24 < OK 25 OK 26 OK 27 OK 28 OK 29 START BLOCKING 30 BLOCKING WORST Pada Percobaan ini ditemukan bahwa pada band 402 MHz, blocking baru ditemui pada MER dB, pada kondisi ini tampak Bit Error Rate turun secara proporsional bersamaan dengan turunnya nilai MER, maupun nilai Power Level, karena nilai Noise konstan, maka penurunan Power level berarti menurunnya nilai Signal to noise ratio. Disini ditemukan anomaly, dimana dengan MER 20 dB gambar masih ditampilkan dengan baik. Table table pengukuran band 426 MHz 426 No 1 Level MER dBmV dB Post BER < Visual BBC OK 46 2 < OK 3 < OK 4 < OK 5 < OK 6 < OK 7 < OK 8 < OK 9 < OK 10 < OK 11 < OK 12 < OK 13 < OK 14 < OK 15 < OK 16 < START BLOCKING 17 < START BLOCKING 18 < START BLOCKING 19 < START BLOCKING 20 < START BLOCKING 21 < START BLOCKING 22 < START BLOCKING 23 < START BLOCKING 24 < START BLOCKING 25 START BLOCKING 26 START BLOCKING 27 START BLOCKING 28 29 WEAK SIGNAL/NO VIDEO WEAK SIGNAL/NO VIDEO 47 30 WEAK SIGNAL/NO VIDEO Pada percobaan band frekuensi 426MHz, pada power level -15,7 dBmV dan MER 31,2 dB, tampilan video mulai menampakkan efek tiling, walaupun BER masih menampilkan tingkat ideal, yaitu lebih kecil dari 10-9. Pada kasus band 426 MHz, kasus weak signal baru ditemukan saat power level mencapai -30 dBmV, dengan MER 19,4 dB. Table table pengukuran band 450 MHz 450 No Level MER dBmV dB 1 < OK 2 < OK 3 < OK 4 < OK 5 < OK 6 < OK 7 < OK 8 < OK 9 < OK 10 < OK 11 < OK 12 < OK 13 < OK 14 < START BLOCKING 15 < START BLOCKING 16 < START BLOCKING Post BER Visual HBO 48 17 < START BLOCKING 18 < START BLOCKING 19 < START BLOCKING 20 < START BLOCKING 21 < START BLOCKING 22 < START BLOCKING 23 < START BLOCKING 24 < START BLOCKING 25 < START BLOCKING 26 START BLOCKING 27 START BLOCKING 28 WEAK SIGNAL 29 30 START WEAK SIGNAL WEAK SIGNAL/NO VIDEO Pada band 450 MHz, gangguan start blocking ditemui pada power level dBmV, dengan MER dB, pada saat mulai terjadi gangguan, BER masih menunjukkan lebih kecil dari 10-9 .Pada power level dan MER 18,9 dB, pada kasus no signal ini BER berada pada Table table pengukuran band 490 MHz 490 MHz No 1 2 3 4 Level dBmV MER dB Post BER Visual TCM < OK < OK < OK < OK 49 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < START BLOCKING < START BLOCKING < START BLOCKING < START BLOCKING < START BLOCKING < START BLOCKING < START BLOCKING START BLOCKING START BLOCKING START BLOCKING START BLOCKING WEAK 30 SIGNAL/NO VIDEO 50 Pada band 490 MHz, gangguan start blocking ditemui di power level dBmV dengan MER dB, dan BER lebih kecil dari signal Pada power level -30 dan MER 18,9 dB, pada kasus no signal ini BER berada pada Table table pengukuran band 530 MHz 530 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Visual Level dBmV MER dB Post BER < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < OK < START BLOCKING < START BLOCKING < START BLOCKING < START BLOCKING < START BLOCKING < START BLOCKING ESPN 51 22 23 24 25 26 < START BLOCKING < START BLOCKING START BLOCKING START BLOCKING START BLOCKING NA 27 28 29 30 WEAK SIGNAL/NO VIDEO WEAK SIGNAL/NO VIDEO WEAK SIGNAL/NO VIDEO WEAK SIGNAL/NO VIDEO Pada percobaan band 530 MHz, start blocking ditemui pada power level 16,7 dBmV dengan MER dB, sedangkan BER bernilai kurang dari 10-9. Decoder mulai signal pada power level dBmV dan MER menunjukkan angka dB, pada saat weak level,Post BER menunjukkan 7,5E-03, atau dari 2000 bit dikirim, 15 di antaranya salah. 52 Analisa Percobaan ini hanya berlaku apabila efek intermitten, loose connector dan korosi tidak diperhitungkan, dan headend bekerja dengan ideal, tidak terjadi phase pada pecobaan tersebut, nilai power level berada pada nilai yang hampir sama, pada saat percobaan awal, amplifier diatur sedemikian rupa sehingga power level penerimaan berada di kisaran sama untuk semua band frekuensi, semakin tingginya frekuensi, pengaturan power level pada band yang frekuensinya lebih tinggi lebih besar, sebab pada frekuensi yang lebih tinggi, redaman kabel transmisi lebih tinggi. Seperti yang terangkum pada table Karena itu Amplifier diatur sedemikian rupa sehingga respons frekuensinya seperti berikut Gambar Pengaturan Output Amplifier Tampak pada gambar amplifier diatur agar signal high-nya mengalami penguatan paling tinggi pengukuran dilakukandi test point, yang memiliki redaman -20 dB, sedangkan band paling rendahnya mengalami penguatan lebih rendah, dengan tilting dB, maksudnya adalah High Band Power level 530Mhz–Low band Power level 48 MHz memiliki selisih dB, bila high-nya dBmV, maka low-nya dBmV, hal ini dimaksudkan agar sinyal yang sampai ke TAP memiliki karakteristik sebagai berikut 53 a b Gambar a respons frekuensi pada output TAP, b respons frekuensi secara detail Tampak telemetri response frekuensi terlihat dan tilting-nya berada di -0,8 dB, yang ideal untuk tilting ini seharusnya 0 dB. Ada deviasi 0,8 dB yang dianggap masih dapat diterima, dan terjadi penurunan kira-kira 3 dBmV, disebabkan insertion loss masing-masing tap, penurunan ini bisa juga diasumsikan oleh redaman kabel dengan panjang tertentu,di lapangan tentunya nilai redaman jauh lebih besar dari angka ini, tergantung banyaknya sambungan dan panjang kabel instalasi, suhu juga salah satu faktor naik turunnya redaman untuk iklim tropis, misal saat siang hari pada redaman maksimum dan minimum pada malam hari, namun redaman ini kurang signifikan, hanya berkisar antar 2-3 dBmV. Respons yang seperti di atas flat response diharapkan agar semua channel memperoleh kinerja yang sama, semua channel dapat peluang transmisi yang sama tidak terjadi gangguan pada salah satu atau beberapa channel saja. Pada dasarnya konstelasi yang dinginkan adalh sebagai berikut, dimana konstelasi mengumpul di pusat tiap boundary box. Pada kasus ideal, power level berada di kisaran 37-38 dB, namun kurang dari 45 dB 54 Gambar kasus QAM ideal Berdasarkan data pengukuran, berikut digambarkan salah satu konstelasi ideal dari salah satu pecobaan percobaan ke 13 pada band frekuensi 530 MHz, yang mendekati efek gangguan pertama. Gambar MER pada dB Pada kasus ini, MER berada pada level dB, dan BER berada pada nilai <10e-9, dengan power level -13 dBmV, secara ideal, konstelasi QAM mengumpul pada titik-titik tertentu yang merupakan konstelasi idealnya. Secara visual konstelasi jelas menempati batasan QAM-nya sehingga alat dapat mendeteksi dan memetakan dengan benar bit-bitnya. Efek konstelasi yang menyebar menunjukkan adanya noise di channel yang masih dalam batas toleransi 55 Gambar MER pada dB, Power Level dBmV, post BER <1e-9, 530MHz Gambar menunjukkan kasus saat mulai terjadinya start blocking, kasus ini terjadi pada sample kasus percobaan 16, dimana power level berada pada -16,7 dBmV, tampak titik konstelasi mulai tersebar, beberapa titik menempati jauh di luar kumpulan konstelasi menyerupai efek intermitten, kemungkinan adanya noise yang sesaat yang mengganggu transmisi. Ini disebabkan nilai power level yang turun sehingga noise penyebab intermitten cukup memengaruhi konstelasi signal. Semakin menurunnya nilai power level, membawa noise floor mendekati peak power carrier channel, karena BER juga merupakan fungsi dari perbandingan signal to noise ratio, maka dapat dilihat dari konstelasi, nilai BER menurun dan konstelasi makin menyebar, karena efek noise mulai dominan. Karena adanya mekanisme FEC, walau pre BER pada ,post BER menunjukkan BER ideal. Munculnya artifak dikarenakan beberapa data berhasil dikoreksi, tapi bit-bit lainnya berhasil dikoreksi, namun salah dideteksi. Artifak ini terus meningkat saat nilai power level dan MER turun 56 Gambar MER pada 27,9 power level -19 dBmV, Post BER <1e-9, 530 MHz Gambar MER pada Power level dB , BER 530 MHz Tampak pada gambar di atas, konstelasi cukup buruk, tapi decoder masih dapat mendeteksi bit-bit, dan menampilkan gambar, terjadi artifak hingga 30-40%, pada gambar konstelasi artifak sudah sangat mengganggu dan lebih sering terjadi. Gambar MER 20 dB, power level Post BER 7,4e-03, 530 MHz 57 Pada kasus gambar konstelasi sudah sulit untuk diinterprestasikan, titik konstelasi sangat menyebar dan sulit untuk menaksir titik konstelasi, apakah konstelasi berada pada titik boundary yang tepat atau tidak. Pre BER dan Post BER menunjukkan nilai yang hampir sama, pada kasus ini tidak ada tampilan gambar atau gambar freeze gambar diam. Gambar gambar spectrum saat power level buruk. Bila dilihat dari response frekuensinya, power channel tersebut berada dekat dengan power level noise, atau S/N-nya kecil. Namun untuk QAM, S/N didefiniskan sebagai MER. Data-data percobaan di atas dapat disimpulkan hubungan seperti gambar , tampak bahwa karakteristik tiap band memiliki karakteristik serupa, dimana menurunnya MER proporsional terhadap penurunan power level. Dengan menggunakan metode regresi, dengan pendekatan quadratis dan mengambil sample kanal 530 MHz, didapat persamaan Y = - * X X2 dimana Y adalah MER dB dan; X adalah power level dBmV 58 Pada Gambar tampak hubungan power level terhadap BER, nilai BER cenderung konstan walaupun nilai MER turun, namun pada power level sekiat 26 dBmV, nilai BER mulai turun dan kinerjanya turun tajam hingga pada power level antara -29 dBmVsampai dengan -28 dBmV, dimana BER turun di kisaran 5e-03, atau dari 1000 bit dikirim terdapat 5 data yang error. Efek ini disebut cliff efect., karakteristik ini terlihat juga pada hubungan MER dan BER. Nilai BER konstan hingga Nilai MER mencapai kisaran 22 dB, lalu kinerja BER turun drastis ke pada MER 20 dB, seperti yang ditunjukkan gambar Bila dilihat kasus mulai artifak, kita dapat simpulkan bahwa parameter yang konsisten yang menunjukkan perubahan adalah power level dan MER, BER sulit untuk djadikan patokan sebab adanya cliff effect, dan efek artidak terjadi walaupun karater BER-nya bagus, adapun anomali pada kasus percobaan kanal 402 MHz, percobaan 29, efek artifak baru ditemui pada power level dBmV, dengan MER dan BER Hal ini dapat dijelaskan dengan melihat Bitstreamnya, namun pada pengujian kali ini penulis tidak menguji bitstream tersebut karena keterbatasan peralatan, secara singkat hal ini disebabkan akibat adanya encoding Variabel Bit Rate VBR, dimana video ditransmisikan dengan bit rate yang fleksibel karena adanya kompresi, untuk video yang bergerak dan dinamis, bit rate yang ditransmisikan besar, namun saat banyak still image gambar diam, bit rate yang ditransmisikan lebih rendah daripada gambar bergerak. Makin banyak perubahan warna pixel di layer, makin besar bit ratenya. Channel 402 MHz pada test adalah stasiun berita CCTV-9 yang kebanyakan menampilkan gambar still image, dan tidak banyak perubahan pixel pada layer, memungkinkan dilakukan rasio kompressi yang tinggi dengan sedikit mengorbankan kualitas gambar, tapi lebih baik efisien dalam penggunaan , karena itu saat kualitas transmisi memburuk, kualitas masih relative konsisten. Selian itu, teknik spreading bit-bitnya juga membantu streaming video lebih kebal terhadap gangguan 59 Tabel MER,BER dan power level pada Kasus mulai terjadi gangguan Channel MHz Power level dBmV MER BER 402 426 450 490 530 60 Power level/level Tegangan Vs MER 402 426 450 490 530 M ER d B Power Level dBmV Gambar Power level Vs MER untuk tiap band/kanal frekuensi 61 pow e r e l v e l/ L e v e l T e g a n g a n V s P o s t B E R powe r l e v e l / l e v e l t e ga nga n V s P os t B E R 402 402 426 450 426 490 490 530 530 450 p o w er level D B mV powe r l e v e l dB mV Gambar Power level vs BER 62 MER Vs post BER 402 426 450 BER 490 530 MER Gambar MER Vs BER 63 Karena anomaly , channel 402 tidak dimasukkan dalam perhitngan mean dan deviasi untuk kasus gangguan kali ini, channel 402 dianggap kasus khusus, yang kurang mencerminkan kapasitas penuh channel dalam metransmiskan video streaming. Seperti terlihat pada gambar apabila sebuah sumber MPEG2 di kodekan dengan kompresi yang sangat tinggi dengan standard Variabel Bit Rate, besar bit rate bervariasi, dan saat tertentu dapat mencapai jauh di bawah 1 Mbps saat perubahan pixel di layar sedikit seperti tampilan teks, gambar diam. Dengan alasan ini, data dari channel 402 tidak disertakan pada perhitungan nilai batas. Gambar grafik bit rate streaming video source mpeg-2 dengan heavy compression Untuk kasus pengukuran kali ini, dapat diperoleh nilai batas sebagai berikut MER rata-rata dB Standard Deviasi MER dB Power level rata-rata -15,18 dBmV Standard deviasi Power level 2,025 dBmV Artinya apabila kurang dari nilai tersebut di atas, mulai terjadi gangguan artifak atau efek blocking. Data percobaan ini hanya berlaku apabila efek intermitten, akibat kerusakan alat, putusnya kabel dan kesalahan pemasangan saat instalasi tidak terjadi, untuk mengetahui adanya gangguan tersebut tadi, maka 64 indicator BER menjadi patokan, sebab pada pengujian MER, respons yang dihasilkan cenderung lambat, saat terjadi putusnya transmisi sesaat atau noise yang sesaat burst noise,BER dapat dijadikan tolok ukur, sebab selama proses pengujiannya, BER dapat medeteksi bit-bit yang hilang akibat tidak ditransmisikan. Dan dari pengujian di atas, BER sendiri tidak dapat jadi tolok ukur untuk kualitas video streaming, sebab dari pengujian, tampak dengan BER sangat baik, kasus artifak juga dapat terjadi. 65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dengan melihat data-data dan analisa di bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut 1. Peningkatan Modulation Error rate dengan power level, proporsional, dan berhubungan secara quadratis, makin buruk nilai power level, makin buruk nilai MERseperti yang ditunjukkan pada gambar 2. MER dan Power level/level tegangan memiliki karakteristik yang serupa, dilihat dari grafis kedua parameter tersebut terhadap BER , dimana kedua parameter mengalami fenomena “cliff effect”, hal ini disebabkan digunakannya modulasi QAM. Hal ini dengan jelas ditunjukkan pada gambar dan 3. Kasus anomaly seperti yang terjadi pada kanal CCTV, dikarenakan adanya penggunaan variable bit rate yang terdapat pada kompresi MPEG2, dimana still images menggunakan bit rate yang jauh lebih rendah daripada gambar bergerak yang dinamis. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik bit rae heavy compression dengan VBR pada gambar dimana bit ratenya bisa turun sampai jauh di bawah 1 Mbps. 4. Kasus noise hanya akan menyebabkan penyebaran konstelasi, selama percobaan ini, penurunan power level bisa diasumsikan naiknya noise floor, hal ini dapat dilihat pada gambar dan saat noise naik, konstelasi lebih menyebar, 5. Diperoleh parameter gangguan yang hampir konsisten, yaitu power level dan MER, dimana Power level mean-nya -15,18 dB±2,025 dBmV, sedangkan MER pada dB saat terjadi gangguan berupa artifak ringan atau biasa disebut blocking efect. 66 Saran 1. Untuk menghindari gangguan, diusahakan power level ke CPE atau STB berada pada power level 0 dBmV, sebab tegangan ini adalah tegangan ideal agar alat bekerja optimal. 2. Untuk menguji adanya improper installation, dapat dengan memanfaatkan BER test. 3. Penggunaan VBR pada standard kompresi MPEG2 adalah metode terbaik untuk mendapatkan kualitas video yang dapat diterima untuk kasus instalasi yang buruk. Studi teknologi kompresi dapat menjadi studi yang menarik untuk meningkatkan kapasitas servis. 4. Kerusakan akibat korosi, walau tidak menyebabkan putusnya transmisi, dapat menyebabkan penurunan kinerja jaringan coaxial secara menyeluruh. Terutama pada sambungan-sambungan dan ground block, karena itu dapat menjadi bahan studi untuk penentuan studi umur investasi dan kelayakan transmis jaringan dari waktu ke waktu. 67 DAFTAR PUSTAKA BER and MER seminar,”Why You Need to Measure Both BER and MER on QAM Digital Signals”, Sunrise Telecom, 2002 BER seminar, “Bit Error Rate Demystified”, Sunrise Telecom, 2002 FEC seminar, “Forward Error Correction Demystified”, Sunrise Telecom, John G. Proakis, "Digital Communications, 3rd Edition", McGraw-Hill Book Co., 1995 Leon W. Couch III, "Digital and Analog Communication Systems, 6th Edition", Prentice-Hall, Inc., 2001 Eric Newman, ADI Wireless Seminar 2006,”Chapter VII Receiver Optimization Using Error Vector Magnitude Analysis”, 2008 Product Data Sheet, “System Amplifier III Type 2A-2 High Gain Dual 2 Output Version 750 MHz with 40/52 MHz Split”, Scientifict Atlanta Inc, 2004 Product Data Sheet, “Model 6940 Four Port Optoelectronic Node 870 MHz with 42/54 MHz Split”, Scientifict Atlanta, 2004 “Pengenalan Instalasi kabel TV”, First media Tbk., 2002 ”SDA5000 datasheet”, Acterna ”The keeper Communication”, 2002 Dr. Ing. Mudrik Alaydrus, Saluran Transmisi, Universitas mercubuana 2006 “Digital Video Transmission Standard for Cable Television”, ANSI/SCTE juli, 2000 Walter Fischer, “Digital televison, Apractical guide for engineers”, springer, 2004 “Versatille Digital QAM modulator”, Alteram, 1998 Jeffrey L Thomas & Francis M. Edgington, Digital Basic for Cable Television systems”,prentice hall, 1999 Walter Ciciora, James Farmer , David Large , Michael Adams ,”Modern Cable Television Technology”, Second Edition, The Morgan Kaufmann, 2007
Sebesar47.200 va dan perancangan jaringan sutm sepanjang 4.080 meter dengan kabel aaac 70 mm2 drop tegangan ujung jaringan tegangan menengah (jtm) di desa sumaja makmur yaitu dari existing ke trafo x : Bisnis tv kabel kini semakin banyak diminati dari mulai di perkampungan yang memang sulit mendapatkan siaran televisi melalui antena penerima gelombang uhf
Poin pembahasan Terbaru 41 Gambar Instalasi Tv Kabel Gambar Minimalis, Skema Listrik adalah cara membuat tv kabel gratis, skema tv kabel, skema instalasi jaringan tv kabel, cara memasang tv kabel, skema tv kabel untuk hotel, cara membuat tv kabel pribadi, cara membajak tv kabel, cara menjernihkan siaran tv kabel, Terbaru 41 Gambar Instalasi Tv Kabel Gambar Minimalis, Skema Listrik. Hampir setiap rumah saat ini tentu sangat membutuhkan aliran skema listrik. Karena skema listrik bagi sebuah rumah. Saat membangun atau renovasi rumah, skema listrik rumah pastinya harus aman agar rumah tidak terancam oleh korsleting. Simak ulasan terkait skema listrik dengan artikel Terbaru 41 Gambar Instalasi Tv Kabel Gambar Minimalis, Skema Listrik berikut ini TV KABEL HOTEL PARABOLA MURAH Sumber Melalui Jaringan TV Kabel Gimana Yach Gambar jaringan internet melalui TV Kabel Untuk mempertahankan kecepatan akses yang tinggi sudah sepantasnyalah jika operator TV kabel melakukan upaya upaya perbaikan Misalnya penambahan kanal untuk Internet pemakaian serat optik dengan bandwidth yang lebih tinggi dan server yang lebih cepat dengan kapasitas yang lebih besar Herlian Apa itu Cable Antenna Television CATV Sumber Instalasi Kamera CCTV dan DVR Tutorial ElektronikaPada sistem konvensional dengan VCR Video Cassete Recorder awalnya gambar dari kamera CCTV hanya dikirim melalui kabel ke sebuah ruang monitor tertentu dan dibutuhkan pengawasan secara langsung oleh operator petugas keamanan dengan resolusi gambar yang masih rendah yaitu 1 image per 12 8 seconds BLOG UNYU Perangkat untuk Mengakses Internet Sumber Tagihan TV Kabel Berlangganan Internet Online TV Kabel memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan TV Analog biasa di antaranya adalah Lebih Praktis Dibandingkan dengan TV Satelit atau TV Analog biasa instalasi TV Kabel tidak memerlukan adanya antena luar atau parabola sehingga memudahkan proses dan TP3RTF TV Kabel Sistem Komunikasi dengan Kawat Penghantar 6 Sumber Harga TV Kabel Termurah Terlengkap Lamudi05 10 2020 Saat ini banyak perusahaan tv kabel yang mengadakan banyak promo untuk menjaring pelanggan maka manfaatkan lah hal tersebut Contohnya seperti promo tv berlangganan bisa mendapakan Speaker Bluetooth bayar 9 bulan dapat 12 bulan dan beragam paket discount menarik Daftar Harga TV Kabel Termurah Harga Paket TV Kabel IndovisionJual PX Digital TV In Outdoor Antenna DA 5700 Bhinneka Sumber jenis Kabel Instalasi listrik Meliputi Kegunaan 03 05 2020 Jenis jenis Kabel Instalasi listrik Meliputi Kegunaan harga dan spesifikasi lengkap Jika sobat memperhatikan gambar kabel NYA merupakan kabel berinti konduktor tunggal dan memiliki 1 lapis isolator PVC Klik subscribe ke Channel Kelistrikanku TV untuk mendapatkan info mengenai listrik service Bali parabola ahli tv kabel di bali Sumber DUNIA Perlengkapan Membuat TV Kabel Sendiri3 Instalasi listrik Dari gambar diatas ane pake TV LED merk LG 32 inchi biar puas ngeliat hasil gambarnya tapi kalo mau pake TV yang kecil juga gak apa apa yang penting bisa memantau out put yang dihasilkan perangkat TV Kabel baik dari segi suara maupun kwalitas gambar Alat ini bisa digunakan untuk membuat jaringan TV kabel Mekanikal Elektrikal Gedung SISTEM MATV MASTER TELEVISI Sumber jenis sambungan kabel yang digunakan oleh Instalatir 03 01 2020 Nah karena saking pentingnya energi listrik pada jaman sekarang ini saya rasa sangat penting untuk membahas tentang Instalasi atau rangkaian jaringan listrik pada bangunan ini dan harus sobat ketahui salah satu ilmu paling mendasar tentang ilmu Instalasi ini adalah mengenal dan mengetahui sambungan kabel sehingga sobat dapat menyambung kabel sesuai dengan aturan Internet Melalui Jaringan TV Kabel Gimana Yach Sumber instalasi listrik kabel data dan telp pabx25 11 2020 9 instalasi kabel antena TV titik Rp 220 000 10 instalasi kabel tlp titikRp 220 000 11 instalasi pembumian unit Rp 360 000 12 group mcb unit Rp 160 000 HARGA BORONGAN INSTALASI DATA LAN 1 Pekerjaan instalasi data AMP UTP Cat 6 Rp 350 000 2 Pekerjaan instalasi data AMP UTP Cat 5 Rp 250 000 Tema Jendela Gambar Tutorial Membangun System Distribusi TV Satelit Ke Sumber DAN CARA PARALEL 100 TV CUMA 1 ANTENA arz media4 Setelah penyambungan selesai maka potong kabel yang ke colokan antena tv sepanjang 10 50cm jangan terlalu panjang karena akan mengurangi kualitas gambar apalagi dengan kualitas kabel yang jelek setelah itu pasang jek antena dan colokan ke input antena belakang tv lakukan itu pada semua tv yang akan bergabung antenanya Blog Wahyu MEMASANG BOOSTER ANTENA TV Sumber INTERNET MENGGUNAKAN JARINGAN TV KABEL INSTALASI INTERNET MENGGUNAKAN JARINGAN TV KABEL Gambar jaringan internet melalui TV Kabel Di Indonesia dari tiga operator TV kabel tampaknya baru satu operator yang telah memberikan layanan Internet dalam bentuk kerja sama dengan dua ISP SIFAT SIFAT INTERNET KABEL Cara Kerja CARA KERJA INTERNET TV KABEL Sumber Siaran Parabola ke Banyak TV dengan RF Modulator Sumber Memilih TV Sharp Sumber cara membuat tv kabel gratis, skema tv kabel, skema instalasi jaringan tv kabel, cara memasang tv kabel, skema tv kabel untuk hotel, cara membuat tv kabel pribadi, cara membajak tv kabel, cara menjernihkan siaran tv kabel, BALI PARABOLA MATV TV KABEL Sumber DAN CARA PARALEL 100 TV CUMA 1 ANTENA arz media Sumber
Masukkankabel UTP ke konektor RJ 45, pastikan urutannya benar dan rata sampai ke ujung, ulangi jika salah. 5. Setelah memasukkankabel UTP ke RJ 45 sesuai dengan ketentuan, kaitkan kabel UTP dengan konektor RJ 45 menggunakan crimping tool dengan menekan sekeras-kerasnya sampai terlihat tembaga pada RJ 45 menembus kekabel UTP. 6.
Poin pembahasan Tren Gaya Gambar Instalasi Indihome, Skema Listrik adalah cara mengaktifkan telepon indihome, alat indihome telkom, cara menyambung kabel wifi, cara paralel indihome, 1 stb 2 tv, cara menggunakan kabel lan indihome, cara menyambung kabel fiber indihome, stb indihome tanpa lan, Tren Gaya Gambar Instalasi Indihome, Skema Listrik. Hampir setiap rumah saat ini tentu sangat membutuhkan aliran skema listrik. Karena skema listrik bagi sebuah rumah. Saat membangun atau renovasi rumah, skema listrik rumah pastinya harus aman agar rumah tidak terancam oleh korsleting. Simak ulasan terkait skema listrik dengan artikel Tren Gaya Gambar Instalasi Indihome, Skema Listrik berikut iniPanduan CCTV online Juli 2020 Sumber Indihome atau Fastnet FirstMedia Digital StationHalo kami adalah marketing IndiHome Indonesia 2020 Situs Website ini merupakan situs penjelasan tentang Harga IndiHome anda bisa langsung klik Daftar untuk proses pendaftaran Pemasangan instalasi IndiHome paling cepat satu hari setelah Pendaftaran Paling lama 3 Hari setelah pendaftaran yaa untuk lebih jelas nya bisa pahami gambar di ALFredyansyah Mengenal Set Tob Box Useetv Indihome Sumber Internet Cepat Internet Indonesia Internet 02 05 2020 Baru pasang indihome buat rumah baru ane awal januari 2020 selama awal2 berlangganan ane bangga2in banget pake indihome karena tvnya bisa di rewind2 internetnya ngebut banget dan dapet 99 channel termasuk channel movies Fox movies premium HBO dkk dgn harga yg terjangkau menurut ane dibawah 400 ribu Setting DVR AVTECH di Speedy Indihome WH8 CCTV SOLUTIONS Sumber Indihome JabodetabekSetting Useetv Indihome Agar bisa digunakan Bersamaan Sumber sebentar Cara instal aplikasi di STB Indihome Telkom Speedy Makassar IndiHome Makassar Official Web Sumber KERJA PRAKTEK PROSES PEMASANGAN BARU WIFI 20 04 2020 Perhatikan gambar di atas di kolom merah aplikasi Aptoide sedang mencari STB yang terhubung dengan akun Aptoide di Smartphone anda tunggulah beberapa detik sampai muncul nama STB Indihome anda Jika sudah muncul nama STB Indihomenya silahkan di klik saja sambil memperhatikan layar TV anda dan lihatlah proses Instalasi Aplikasi ke STB anda IndiHome STB Hybrid IPTV and OTT in One Box Sumber Rumah 202014 07 2020 Instalasi CentOS 7 Lengkap dengan Gambar Last Updated on 14 July 2020 By tommy Leave a Comment Tutorial ini akan meng cover CentOS Cara Setting MikroTik Indihome Fiber Optik Update 2020 Sumber kabel rumah gedung IKR G MOBILE Instalasi listrik pasang luar Pada instalasi ini pemasangan saklar SC kabel dan atau pipa kabel listrik ditempatkan diluar dinding Instalasi ini biasanya dipakai pada rumah dinding kayu 2 Instalasi listrik pasang dalam Pada instalasi ini pemasangan saklar SC ALFredyansyah Mengenal Set Tob Box Useetv Indihome Sumber INDIHOME BLOG Indihome View View Your Loved One AnytimePerangkat ini juga lebih mudah dan tidak membutuhkan kabel telpon Bukan itu saja modem jaringan juga mudah dipasang dan termasuk instalasi perangkat paling cepat dibanding yang lain Kompetisi Harga Perbedaan Indihome vs Fastnet yang ketiga adalah masalah harga Biaya pemasangan Indihome cukup murah Termahal hanya Rp150 000 saja cara mengaktifkan telepon indihome, alat indihome telkom, cara menyambung kabel wifi, cara paralel indihome, 1 stb 2 tv, cara menggunakan kabel lan indihome, cara menyambung kabel fiber indihome, stb indihome tanpa lan, PROMO INDIHOME TERBARU BULAN INI FREE INSTALASI DAN Sumber CentOS 7 Lengkap dengan Gambar Jarangudalaporan kerja praktek proses pemasangan baru wifi indihome dan perekapan data diunit warehouse pt telkom akses yogyakarta oleh lalu abd halim yatnaPromo Harga Paket Internet indihome jaringan Fiber Optik Sumber PASANG INDIHOME KASKUSInstalasi Kabel Rumah adalah persayaratan teknis standar yang harus diikuti oleh instalatur pemasang kabel rumah agar mempunyai kesamaan persepsi tentang instalasi kabel rumah baik tentang material maupun tata cara yang benar menurut spesifikasi yang ditetapkan Gambar 3 27 Instalasi setelah ditutup semen Pada jalur paralel dengan d Laiqa Arena Topologi Jaringan Internet Speedy Rumahan Sumber IndiHome Internet All In One Yang Lebih Hemat Untuk Sumber Magang Telkom Akses Banjarbaru Jenis Jenis ODP Sumber INDIHOME Sumber Mengenal Set Tob Box Useetv Indihome Sumber
Tanggasangat dibutuhkan ketika instalasi jaringan apalagi medan yang cukup tinggi, kita dapat menjangkau bagian-bagian yang sulit untuk dijangkau. 8.Body Harness. Mungkin alat ini sedikit asing bagi kalian namun alat ini sangat berguna ketika instalasi jaringan di medan yang cukup sulit, alat ini biasanya digunakan saat instalasi jaringan

Bonjour à tous, Dans le cadre d'une grosse rénovation, arrive le moment de placer les câbles Ethernet, TV et Téléphone. Mes connaissances ne sont pas très sûres dans ce domaine. D'office, le fournisseur sera Voo BGcom ne fournit que la téléphonie et un Internet pourri. Internet câblage en Cat5e. Voici un schéma de l'installation. Mes questions 1/ Est ce que cela vous semble correct ? 2/ A la place du switch, est-il préférable de mettre un routeur dont je devrais couper le WiFi, puisque ce routeur sera dans une buanderie et donc sans portée ? 3/ Ce schéma est-il récupérable en cas de passage chez BGcom, si un jour ils améliorent leurs installations dans cette région rurale ? Merci pour votre temps. Dernière édition par un modérateur 21 Octobre 2013 Salut, 1/ oui c'est correcte 2/ j'ai placé chez moi un routeur, dans un endroit stratégique permettant de diminuer le nombre de mètre de cable rj45 et me permettant d'avoir une couverture wifi correcte au rdc j'en veux pas dans les chambres. le modem voo étant dans mon cellier, j'ai désactiver le wifi mais avant la désactivation j'ai été surpris de la portée malgré 4 mur et une porte fermée. 3/ je ne sais pas comment ça se passe chez BGC Bonjour, Si 1 Voo ok 2/ pour moi routeur pour administrer le réseaux 3/ si belgacom max 2 TV et toute autre structure voire schéma et vérification si bel... dispo chez voo X-p Dernière édition par un modérateur 21 Octobre 2013 Merci Dsk. Tu peux développer ta préférence pour un routeur plutôt qu'un switch ?Pour ce qui est de la vérification des services de BGcom, j'ai fait la démarche pour l'adresse qui me concerne + demande dans une boutique BGcom pas de télévision; seulement le téléphone + internet très bas débit pas de VDSL et encore moins VDSL2. Mais j'aimerais que l'installation reste compatible car j'ai déjà une entrée BGcom dans la cave. Merci. Pas trop top de placer un routeur apres un autre le mieux est quand meme un switch Bjr. Pour le routeur Voo pas D administration ! Sauf si changement de l'époque Pour Belgacom, il faut configurer l'autre routeur en ppoe. Du coût la bbox ne sert que de passage et c'est votre router qui gère l'ensemble du réseau. Pourquoi un routeur si juste internet et uniquement cela pas besoin de routeur juste un switch. Si maintenant vous voulez installé dans un futur caméra / NAS / ou autre la il vous faut Un routeur pour accéder depuis l'extérieur de votre réseau. Je conseillerai d'amener du réseau en parallèle au coax vers les différentes TV si ce n'est pas déjà le cas. De plus en plus d'appareils se branchent sur le net maintenant. C'est bien ce que j'ai prévu. Pour chaque pièce - Un double RJ45 avec double prise femelle 7x dans un premier temps, un seul fil sera utilisé. - Un coaxial avec sa prise TV. - Un RJ11 avec sa prise adéquate. Le RJ11 est nécessaire chez Voo alors que chez BGcom, je pense que le téléphone se fait avec du RJ45. Je ne suis pas sûr que ces 3 câbles tiendront dans un seul tube de 20 mm. Enfin, je pense placer un switch non pas de 8, mais plutôt 16 ports. De cette manière, plus tard, en cas de nécessité, je pourrai brancher les 14 2x7 câbles RJ45. Merci. Pour le téléphone, du RJ45 fonctionne aussi. Pas besoin de RJ11, même avec Voo. Au lieu d'un switch de 16 ports, autant mettre un patch panel. C'est moins chêr, plus propre et plus sûr en donnant une installation modulable. slt, 3 cables ethernet rj45 passe dans une gaine de 20, je l'ai fait pour mon salon. comme l'a dit kapel, pas besoin de rj11, un tel en rj11 se branche sur 45 tjrs comme kapel vient de dire, un panneau de brassage ca fait plus propre, j'en ai mis un, puis tout est relié au switch. le switch, prendre un qui fait fonction MDI/MDI-X qui permet d'utiliser n'importe quel type de câble - croisé ou droit. Bonjour ... et merci pour vos avis ! kapelmeisterJe crois qu'un patch panel sans switch est sans utilité le modem Voo ne dispose que de 4 ports RJ45. Or j'ai besoin de 8 ports => le switch. Le patch panel n'est qu'un multiprise qui n'assure aucune répartition en lui-même. Si je me trompe, corrigez-moi. Revoir le schéma au post 1. Par contre, "pour faire plus propre" un patch panel serait utile entre le switch et les 8 câbles RJ45 qui vont vers les chambres, burau, etc ... Mais cela demande la confection de 8 "mimi-câbles" avec leurs prises => plus de contacts et risques de pertes ou de câblages pas totalement parfaits. Merci pour l' on fait ? Pour la téléphonie, le modem Voo dispose de 2 prises RJ11 je n'en utiliserai qu'un seule pas besoin de fax ou d'une deuxième ligne téléphonique. Il faut donc coiffer un câble RJ45 d'une prise mâle RJ11 qui se branche sur le modem ? A l'autre extrémité de ce même câble, le terminer par une prise femelle RJ45 en connectant les mêmes fils que dans la RJ11? Autre question A partir de cette première prise femelle RJ45, il faut repartir avec un deuxième câble serti dans la même prise pour ajouter un téléphone dans une autre pièce en série. Cela est-il facilement faisable ? Je ne sais pas si je suis clair dans ma demande. Merci. J'aurais dû dire au lieu d'un switch 16 ports prendre un patch panel 16 ports avec un switch 8 ports. Les câbles entre le switch et le patch panel s'achêtent tout fait. Le qualité des connexions sera meilleure avec un switch qui est prévu pour du câble rigide mono brin et qui ne bougerons pas. Les petits câbles sont multibrins. Une fiche RJ11 rentre et fonctionne dans une prise RJ45. Si on a peur de fragiliser les contacts suplémentaires de la prise RJ45, il existe aussi de adaptateur RJ45 - RJ11. Simplement, ET pour RJ11-RJ45

rangkaian#kabel#skema_meja_komputer#unbk2019Chanel ini untuk menginspirasi audien sekaligus guna untuk mengembangkan revolusi industri 4.0 . Hingga kami bel Nama M. Syafi Karim Amrulloh Nim 4120069 Kelas/Prodi 3B/Sistem Informasi Cara Instalasi Fiber Optik FO § Pertama2 Baca doa terlebih dahulu § Siapkan fisik dan mental, menggunakan alat pengaman, misalnya kacamata pelindung, sehingga pada saat terminasi potongan2 fibernya tdk masuk ke mata, Jangan lupa banyak minum air putih § Siapkan kabel fiber optik yang akan di terminasi dalam hal ini kabel yang masih utuh tanpa di sentuh apapun § Kupas kulit terluar dalam hal ini pembungkus kabel hitam sepeti gambar dibawah, jangan lupa sisakan kabel yg berwarna biru § Setelah itu coba oleskan alcohol pada bagian kabel warna biru untuk membersihkan gel yang ada pada permukaan kabel itu § Nah ini dia bagian paling seru, coba kupas kabel warna biru tersebut, caranya bisa menggunakan cutter, hati2 jangan sampai kabel bagian dalam terluka § Setelah selesai nanti akan kelihatan isinya berupa kabel dengan jumlan 4 helai seperti helai rambut . hati2 bro jangan sampai patah , coba oleskan juga alcohol agar helai itu tidak menyatu, coba pisahkan masing2 helai itu,dimana berupa helai dengan warna biru,hijau,orange dan coklat § Nah didalam lapisan helai itu adalagi lapisan kaca tapi belum core/inti fiber nya. untuk itu diperlukan alat pengupas seperti di bawah. § Kupas perlahan2 kulit pembungkus helai itu dengan alat pengupas seperti dibawah § Setelah terkupas anda siapkan lem untuk fiber nya. terdiri dari 2 cairan satunya di oleskan ke fiber nya dan satunya di suntikkan ke konektor perlahan2 anda masukkan fiber nya ke konektor, ingat jangan sampai terlambat, jika terlambat maka lem nya akan mengering dan fiber tidak bisa di tarik lagi. § Kemudian silahkan potong fiber nya menggunakan pemotong yang sudah hasil potongannya bagus maka kemungkinan peluang menggosok2 nya tidak lama § Sesekali teropong menggunakan microscope untuk melihat hasil potongan/gosokan fiber nya § pasang konektor dengan cara menjepit menggunakan alat berikut § kemudian siapkan alas dan alat penggosoknya serta teropong § jika cara potongnya bagus, maka waktu menggosoknya mungkin tdk lama , jika sempurna ,maka hasil teropongnya terdapat 1 lingkaran luar dan 1 lingkaran dalam yang utuh bulat nya. Fiber To The Home FTTH Fiber To The Home FTTH adalah sistem penyediaan akses jaringan fiber optik dimana titik konversi optik berada di rumah pelanggan. Titik konversi optik merupakan ujung jaringan fiber optik di sisi client yang berfungsi sebagai tempat konversi sinyal optik ke sinyal elektrik sebelum diakses oleh berbagai perangkat. FTTH adalah satu dari berbagai alternatif jaringan FTTX. Istilah yang lainnya adalah Fiber To The Building FTTB, Fiber To The Curb FTTC, Fiber To The Tower FTTT, atau Fiber To The Zone FTTZ. Definisi lain dari Fiber to the Home FTTH adalah sebuah jaringan akses, yakni jaringan yang menghubungkan jaringan core dengan pelanggan. FTTH merupakan penerapan Passive Optical Network yang menyampaikan sinyal melalui serat optik dengan titik terminasi di rumah pelanggan. Jaringan FTTH berakhir di rumah pada perangkat optical network terminal ONT. Arsitektur jaringan komunikasi fiber optik yang digunakan dalam FTTH adalah Passive Optical Network PON. PON merupakan jaringan point-to-multipoint yang tidak memiliki komponen aktif selain di sisi Central Office CO dan sisi pelanggan / user. Dengan kata lain, sinyal optik dikirimkan hanya melalui komponen pasif yaitu fiber optik, splices, dan splitter/combiner. PON merupakan teknologi terbaru setelah Point-to-point fiber connection, dimana tiap client memiliki jalur fiber optik pribadi untuk menuju CO, dan Active Optical Network AON, yaitu jaringan yang membutuhkan komponen aktif berupa switch elektronik sebagai penyalur informasi. Sejak ditemukan oleh British Telecom pada 1980-an, PON terus dikembangkan karena memiliki fleksibilitas tinggi. Terbukti dari munculnya berbagai skema jaringan baru yang berakar dari PON, yaitu GE-PON, Broadband PON BPON, GPON, XGPON, dan Ethernet PON EPON. Pengembangan PON juga dilakukan pada cara sharing data yang dilakukan, yaitu TDM-PON, WDM-PON, dan Hybrid-PON. Topologi dari PON juga dapat divariasikan seperti jaringan pada umunya menggunakan topologi tree, bus, atau ring. Seperti halnya sistem komunikasi optik yang dibahas sebelumnya, PON memiliki komponen utama yang disebut dengan Optical Line Terminal OLT, Optical Network Unit ONU / Optical Network Termination ONT, dan Optical Distribution Network ODN. Konfigurasi umum FTTH berbasis PON ditunjukkan oleh gambar berikut OLT adalah ujung fiber optik pada bagian CO yang menghubungkan jaringan ke backbone Metro Ethernet ME atau ke jaringan yang lain. ONU atau ONT adalah ujung fiber optik pada sisi pelanggan, dimana terdapat titik konversi optik Daerah Akses Fiber DAF atau bagian ODN yang dibagi menjadi 4 segmen berdasarkan jenis kabel fiber optik yang digunakan, yaitu Segmen 1 kabel feeder menghubungkan Optical Distribution Frame ODF dan Optical Distribution Cabinet ODC Segmen 2 kabel distribusi dan Optical Distribution Point ODP. ODC dan ODP merupakan lokasi sambungan splice dan splitter Segmen 3 kabel drop dan Optical Terminal Premises OTP Segmen 4 kabel indoor yang diletakkan dalam rumah dan Optical Indoor Outlet Roset Skema jaringn FTTH sedang digemari karena walau sedikit mahal, teknologi fiber optik akan mampu bertahan lama dan merupakan investasi yang menjanjikan. Tidak hanya untuk akses internet, saat ini televisi kabel IPTV dan Wireless Wi-Fi juga mulai diintegrasikan kedalam komunikasi fiber optik. Walau masih hanya ada di kota besar, kita berharap seluruh Indonesia dapat menikmati teknologi Ini kedepannya. Secara umum arsitektur jaringan FTTH mulai dari pusat layanan sampai dengan pelanggan adalah sebagai berikut, 1. OLT = Optical Line Terminal , atau perangkat yang mempunyai fungsi; A. Titik Hubung dengan provider layanan Telepon, Internet/Data dan TV/ IP TV B. Pusat penyambungan dan distribusi layanan yang dikirim ke pelanggan. C. Pengaturan dan monitoring jaringan pelanggan D. Mengkonversi sinyal layanan ke dalam bentuk sinyal optik. 2. ODF = Optical Distribution Frame, atau Rak dan frame yang berfungsi ; A. Tempat Spliter untuk mendistribusikan Fiber Optik ke ODC untuk melayani beberapa area. B. Tempat melakukan pengukuran dan monitoring Jaringan Fiber Optik. C. Tempat terminasi fisik jaringan luar Fiber Optik. 3. Feeder Cables = Kabel Fiber Optik penghantar Layanan, yang mempunyai fungsi a. Kabel Fiber Optik Penghubung Utama dari ODF ke ODC b. Ada tiga jenis kabel Fiber Optik yang digunakan, yaitu 1 Kabel Duct yang menggunakan pelindung pipa PVC dengan lapisan cor beton 2. Kabel Tanah Tanam Langsung Burried Cables dengan pelindung pipa HDPE. 3. Kabel Udara atau aireal cable yang ditambatkan pada tiang besi atau beton. 4. ODC = Optical Distribuion Cabinet atau perangkat Lemari Kabel Fiber Optik dengan fungsi sebagai berikut ; a. titik sambung untuk penyebaran layanan ke beberapa area yang lebih kecil b. tempat splitter untuk yaitu dari satu Fiber optik ke beberapa fiber optik. c. tempat koneksi dari Kabel Feeder ke Kabel Distribution 5. Kabel Distribution = Kabel Fiber Optik yang mendistribusikan layanan ke area yang lebih kecil, Fungsinya adalah a. Menggunakan kabel tipe Single Core Single Tube atau SCST b. Sebagai penghubung antara ODC dengan ODP 6. ODP = Optical Distribution Point atau kotak distribusi layanan ke pelanggan, fungsinya adalah; a. Sebagai titik terminasi kabel dropp optik ke arah pelanggan. b. Sebagai titik distribusi kabel distribusi menjadi beberapa saluran dropp optik dengan menggunakan splitter. c. Ada 3 tiga jenis ODP , yaitu ; 1. ODP Pedestal ODP yang ditempatkan pada permukaan tanah 2. ODP Pole/ Wall ODP yang ditempatkan pada tembok atau tiang. 3. ODP Closure, ODP yang ditempatkan pada kabel diantara dua tiang 7. Dropp Optic = yaitu saluran penanggal atau penghubung instalasi rumah. a. Penghubung antara ODP dengan instalasi Rumah. b. Menggunakan jenis insensitive bending, atau tahan dengan tekukan. c. Kapasitas 1, 2 dan 4 core d. Panjang maksimum 250 meter e. Kedua ujungnya dipasang konektor f. Antar kedua ujung konektor tidak boleh terdapat sambungan atau lecet. 8. OTP = Optical Termination Premises., yaitu perangkat pasive yang ditempatkan pada instalasi rumah pelanggan. Fungsi dari OTP, adalah sebagai berikut ; a. Titik terminasi atau titik tambat akhir dropp optik di sisi pelanggan. b. Tempat koneksi kabel dropp optik dengan kabel indooor optic patchcord 9. Indoor Fiber Optic Cables, Kabel Fiber Optik yang diinstalasi untuk dalam rumah, pada umumnya disebut juga patchcord, dimana kedua ujungnya sudah tersambung dengan konektor. 10. Roset Optic atau kotak tempat penghubung antara indoor optik cables dengan kabel optik arah CPE Customer Premises Equipment dalam bentuk ONT/ONU 11. ONT/ ONU = Optical Network Terminal atau Optical Network Unit. Fungsinya adalah a. Melakukan konversi layanan dalam sinyal optik menjadi sinyal elektrik b. Sebagai alat demultiplexer layanan c. Output layanan ONT/ONU adalah Voice, Video/ IP TV dan Data Internet Perbedaan antara ON dan ONU, adalah sebagai berikut ; ONT hanya melayani satu pelanggan saja. ONU dapat melayani beberapa pelanggan dalam satu kluster, misal untuk Pertokoan, Mall dan Apartemen. Teknologi GPON Teknologi G-PON adalah teknologi yang digunakan untuk mengatur trafik layanan pada jaringan FTTH. Disebut dengan GPON karena mempunyai bitrate informasi yang lebih dari 1 Giga bit perdetik, disamping itu sifat pendistribusian layanan pada jaringan tidak memerlukan catuan daya listrik atau bersifat passive, sehinggga disebut dengan Pasive Optical Network. Tekologi ini merupakan penggabungan dari teknologi a. Penyambugan / Switching b. Penggabungan / Multiplexer c. Pendistribusian akses pelanggan melalui FTTH d. Jaringan IP Secara konsep teknologi G-PON seperti pada gambar dibawah ini; Arsitektur G-PON Arsitektur G-PON sangat sederhana yaitu hanya terdiri komponen a. OLT Optical Line Terminal yang ditempatkan pada pusat layanan b. Splitter yang ditempatkan pada ODC maupun pada ODP. c. ONT atau ONU yang ditempatkan pada sisi pelanggan. 1. OLT merupakan komponen pusat penggabungan layanan triple play dari beberapa operator jaringan Setiap layanan dapat dihubungkan dengan bit rate 10 Gigabit perdetik sedangkan pada sisi distribusi pelanggan mulai dari 1 Gbps - 2,5 Gbps Fungsi dari OLT jika pada jaringan Internet adalah merupakan layer -2 yaitu Data Network yang berfungsi sebagai Switch, yang fungsinya adalah untuk a. Penyambungan dengan Pusat Layanan Softswitch, ISP dan TV-Server b. Titik Distribusi awal ke beberapa area pelanggan. c. Tempat pengaturan bandwidth, pengontrolan, monitor dan kendali jaringan pelanggan. 2. Splitter Yaitu dapat dianalogikan dengan Multiplexer, yang berfungsi mendistribusikan layanan dari satu fiber ke beberapa fiber dengan kapasitas, 12, 14, 18, 116, 132 dan 164 Kelemahan dari Splitter ini adalah menimbulkan Loss dimana semakin besar kapasitasnya loss yang timbul semakin besar 3. ONT Optical Network Terminal ONT ditempatkan pada sisi pelanggan, dimana sebagai interface atau titik penghubung dengan CPE Customer Premises Equipment yang berupa a. PABX b. Telepon c. Faxmile d. WIFI Internet e. MODEM Internet f. IP-TV Cara Kerja G-PON 1. Teknologi GPON dalam menyalurkan trafik layanan ke pelanggan menggunakan dua metode yaitu ; a. WDM Wavelenght Division Multiplexer = atau penggabungan panjang gelombang sinyal optik yang berbeda menjadi satu berkas sinyal optik. untuk memisahkan jenis layanan dari OLT menuju ke ONT b. TDM Time Division Multiplexer, yaitu setiap pelanggan arah up stream dialokasikan time slot yang berbeda untuk memisahkan antar identitas pelanggan dari ONT menuju ke OLT Pada teknologiG-PON terdiri dari dua tipe perangkat, yaitu ; a. Perangkat Aktive terdiri dari OLT , ONT dan ONU b. Perangkat Pasive terdiri dari Kabel Feeder , Kabel Distribution, Splitter, Patch Cord Keistimewaan teknologi G-PON; a. Beroperasi dengan line rates pada Gbps downstream dan Gbps upstream dengan menggunakan single fiber, G-PON system harus sesuai dengan ITU-T series b. Modul GPON dapat diekspansi, yang memungkinkan terbentuknya sistem perangkat yang fleksible. c. Sistem arsitektur GPON harus dalam satu rak yang terintegrasi untuk semua layanan. d. Semua layanan di-manage/dikontrol oleh sebuah EMS Element Management Services e. Interface backplane perangkat GPON harus berbasis arsitektur IP. f. Kemampuan switching bersifat non-blocked matrix atau tidak terjadi kegagalan hubungan. Kelemahan G-PON. a. Instalasi fisik Fiber Optik harus bebas dari tekukan dan gulungan pada Fiber Optik. tidak terjadi bending b. Teknisi harus menguasai teknologi jaringan IP. c. Kapasitas Splitter yang semakin besar akan menimbulkan Loss dan menurunnya kecepatan informasi pada User, oleh sebab itu perencanaan QoS harus akurat. Panjang Gelombang Downstream ada dua jenis yaitu a. 1490 nm untuk menyalurkan informasi Internet dan VoIP b. 1550 nm untuk menyalurkan IP TV Panjang gelombang Up Stream yang digunakan adalah, digunakan untuk layanan Triple Play. Trafik dari OLT ke ONT atau downstream semua dikirim keseluruh user yang tersambung dengan port OLT. Namun user hanya akan menerima informasi yang mempunyai IP address yang sama dan untuk layanan sesuai tag/ label. Spesifikasi Interface OLT pada G-PON untuk 1 Gbps dan 10 Gbps Spesifikasi Interface ONT pada G-PON Jaringan G-PON Hubungan antar OLT menggunakan topologi Ring, agar dapat dilakukan sistem proteksi, yaitu jika salah satu ruas kabel optik terputus, maka dapat dilakukan pengalihan trafik secara otomatis yang disebut dengan sistem SHR atau Self Healing Ring. Pengalihan trafik secara otomatis dengan durasi waktu maksimal 50 milli detik. Pada saat OLT-1 dengan OLT-2 kondisi recovery, maka jalur atau ruas OLT1 dengan OLT-2 dilakukan perbaikan. Berikut adalah contoh hubungan antar OLT dalam kota Jakarta yang terdiri dari 5 ring utama. source Tags FTTH jaringan akses Fiber Optik dan teknologi G-PON NQZw4.
  • a4c36b1g7q.pages.dev/64
  • a4c36b1g7q.pages.dev/441
  • a4c36b1g7q.pages.dev/318
  • a4c36b1g7q.pages.dev/288
  • a4c36b1g7q.pages.dev/586
  • a4c36b1g7q.pages.dev/225
  • a4c36b1g7q.pages.dev/350
  • a4c36b1g7q.pages.dev/499
  • skema instalasi jaringan tv kabel